Sabtu, 05 Maret 2016

Saya Kena Batu yang Saya Lempar Sendiri :v

Yak, terkait posting saya sebelumnya, disana saya bercerita tentang seorang teman dari teman yang meminjam cincin akik yang saya anggap penting, namun ternyata tidak mengembalikan pada waktu yang telah dijanjikan. Dalam postingan tersebut saya mengungkapkan kekecewaan, karena saya nulisnya sambil emosi (:p) Tapi setelah beberapa hari, malah saya kena batu yang saya lempar sendiri, ugh ! Jadi ceritanya begini :

Namanya, sebut saja Mas AB, seorang kenalan di Timika :D Singkat cerita saya bertemu Mas AB beberapa bulan setelah kerja. Mas AB ini awalnya kenalan si W, temen seperjuangan berangkat kerja dari tanah jawa ke tanah rantau. Ceritanya si W yang sering nongkrong di Masjid Babussalam waktu dhuha sampai ashar berkenalan dengan Mas AB yang supel. Kemudian mas AB yang sudah akrab dengan si W diperkenalkan dengan Bang A, salah satu senior di tempat kerja. Karena waktu itu saya jarang solat (teehee :p ) saya kenalan dengan Mas AB terakhir dan tidak ada penyesalan akan hal itu. Sepeninggal si W resign, karena alasan tertentu, Mas AB jadi semakin dekat ke Bang A saya sekedar ikut saja, nimbrung untuk keperluan sosial.

Ketika itu Mas AB masih kerja di salah satu kursus stir mobil, namun suatu hari dia diterima di PT F yg terkenal. Mas AB punya 1 sepeda lipat warna hitam-putih yang sering dipakai kalo lagi senggang. Tapi karena ditinggal kerja di PT F, otomatis sepeda tersebut jadi nganggur saja. Daripada sepedanya gak dipakai, saya memutuskan untuk meminjam sepeda tersebut, dan memakainya untuk aktifitas sehari-hari. Sebetulnya kondisi sepeda sudah gak terlalu baik, stang sudah patah dan dilas 2x. Saat saya pinjam stang sudah goyang2 sehingga agak riskan dan berbahaya ketika digunakan untuk jarak jauh. Namun saya pakai saja karena toh hanya untuk jarak dekat.

Saya cukup sering menggunakan sepeda hampir kemanapun. Dan ketika saya pulang kampung saat idul adha, saya menitipkan sepeda saya di kantor untuk dijaga oleh teman2. Sekembalinya saya dari mudik, sepeda yang sudah jarang terpakai itu bannya bocor dan sudah tidak bisa dipakai. Sudah saya bawa ke tukang tambal, namun masih bocor (mungkin bocornya nular, hehe) alhasil sepedanya terpaksa dianggurin.

Sepeda itu dibiarkan begitu, selalu tersandar di sudut ruangan itu. Begitu saja sampai beberapa bulan. Sampai suatu ketika gak ada satu orang pun di kantor yang sadar kapan sepedanya udah gak ada. Pertama kali yg menyadari adalah Bang E. Dia baru saja pulang dari suatu acara dan segera bertanya ketika sepeda sudah tak ada pada tempatnya. Sontak saya kaget, karena biasanya sepeda diparkir di depan bersama motor dan beberapa barang titipan kargo. Setelah dicari di seluruh penjuru kantor, ternyata memang tidak ada. Sudah ditanyakan ke semua karyawan juga tidak ada yang tahu. Saya khawatir dan ingin menanyakan mas AB apakah sepedanya dibawa atau tidak, tapi saya tak enak hati kalau sama tanya begitu, karena mas AB posisi lagi di lapangan jadi saya tidak enak kalau ganggu. Niatnya mau saya beritahu kalau bertemu waktu di kota saja.

Beberapa hari kemudian mas AB datang mengunjungi kantor untuk menginap 1 hari karena besok akan berangkat ke lapangan. Malamnya mas AB bertanya mengenai sepeda dan saya menceritakan duduk permasalahannya. Mas AB mencoba mengerti dengan keadaan kantor, karena memang kantor sering sepi dan hanya sebentar2 saja jaga. Itupun kadang2 pintunya dibuka, sehingga agak memberi kesempatan pencuri untuk masuk. (semua barang penting ada di lantai 2, lantai 1 cuma buat parkir) Mas AB berkata kalau sebenernya gak usah diganti gak apa2, tapi karena saya bersikeras mas AB akhirnya mengiyakan untuk mengganti seikhlasnya saja sesuai kemampuan (mungkin akan saya ganti dengan harga sepeda lipat second).

Terkait cerita saya sebelumnya tentang batu akik saya yang entah sengaja atau tidak hilang setelah dipinjam teman dari teman, saya malah merasa malu sendiri. Karena jujur saja saya mengkritik dan mengeluh akan tindakan seseorang, namun ternyata saya juga lalai atas barang yang saya pinjam dari orang lain. Memalukan bukan ? :D yah ...

Hal ini menjadi pelajaran pribadi bagi diri saya. Setidaknya meski seseorang melakukan kesalahan pada kita, bukan berarti kita tidak pernah melakukan kesalahan yang sama pada orang lain. Mungkin saja di masa lalu kita melakukan kesalahan yg sama kepada orang lain tapi kita lupa, atau kita sedang melangkah menuju kesalahan :v Jadi sebaiknya kesalahan orang lain kepada kita sebaiknya segera dilupakan saja setelah terselesaikan dan dijadikan pelajaran bersama antara yg bersalah dan yg disalahi.

Semakin mudah kita mengambil pelajaran dai kesalahan orang lain, kita akan semakin bijaksana ketika kita akan menghadapi kesalahan yg sama. Begitulah ...

Maafkan saya Pak P, semoga Pak P sehat2 saja. Cincin akiknya saya iklaskan saja, saya mau bikin baru saja :) hehe