Sabtu, 21 November 2015

Bangkit dari Vakum :v

Assalamualaikum,

Hai pembaca,
Semoga kalian (sedikit) merindukan diriku yang sudah lama tidak nongol ini, hehehe ... :v
Belakangan ini aku mohon maap banget jarang nulis, bulan Juli, September, Oktober kemaren aku malah gak nulis sama sekali. Dimaafkan yaa soalnya pada bulan2 tersebut saya sedang disibukkan oleh beberapa kegiatan yaitu baca Light Novel, Pulang Kampung, dan Nonton Anime :D
Hahahah ... maaf gak bisa nyempetin nulis di blog ...

Sesuai Judul, aku akan berusaha untuk mulai rutin nulis lagi, dan pada kebangkitan saya kali ini, ada satu proyek abru yang akan membuat saya untuk terus menulis setiap minggunya ! Project itu adalah ... Welterde Online ! Yeaaah !

Welterde Online adalah proyek baru saya, light novel bertema game online virtual reality. Bercerita tentang sosok Budi, pria yang baru saja selesai menjalani masa remaja yang gelap. Dia bermimpi suatu hari bisa log in di game VR namun dia terbatas dari segi ekonomi, karena memiliki perangkat game VR mahal pada saat itu :)

Nah, dilain pihak game welterde sendiri bercerita tentang manusia yang berkelana mencari planet baru, karena bumi mereka sudah diambang batas kehancuran. Manusia akhirnya menemukan Welt, sebuah planet yang subur dan cocok untuk tinggal. Namun planet ini dihuni oleh ras pengguna sihir Erde, sehingga terjadilah pertempuran untuk memperebutkan Planet Welt :)

Ide ini, meski tidak terlalu original, namun saya berharap karya saya kali ini bisa diterima dan dinikmati banyak pihak :) Untuk kalian yang mau mampir dan sejenak membaca Welterde langsung klik aja ke : welterdeonline.blogspot.co.id sementara ini baru update Opening dan Prolog :) hehhee ... Masih ada banyak kesalahan disana, soalnya saya juga baru mulai nulis novel dan belum banyak reverensi, jadi mungkin nanti akan saya betulkan lagi, sekalian update chapter 1 atau lebih cepet :)

Nah, Selain update blog baru, pastinya tulisan2ku di blog ini akan lebih sering lagi aku update :D Tentang apapun, baik yg bikin galau, bikin baper, maupun yg bikin Semangat !

Terimakasih sudah mampir, segala macam kritik & saran akan saya terima :D tinggal masukin blog aja ya ... heeeeeeeeeeeee ...

Sabtu, 08 Agustus 2015

7 Agustus 1992

Ibuk,
terimakasih untuk selalu menjadi yang pertama sejak kelahiranku,
tahun ini juga, terimakasih banyak karena repot-repot ngirim sms & wall fb.
^_^
agak malu sih, makanya sempet pengen tak-hide, tapi ya sudahlah :v namanya juga ibuk sendiri,
kalo kata orang, segede-gede usia si anak, sama ibuk tetep aja dianggep masih bocah, wkwkw :v

***

Mungkin ada segelintir temen-temen yg bertanya sedikit bahkan meragukan kebenaran berita ini, karena gak ada notofikasi di fb soal ulang tahunku.
Ya iyalah, emang sengaja aku hide tanggalnya kok, wkwkw :v
sengaja dirahasiakan tanggal ulang tahun saya dari fb, udah lama banget, mungkin dari lulus SMA kali ya ?
atau kapan ya ? lupa :v wkwkwkw ...

Alasannya waktu itu simple aja sih, cuma pengen liat seberapa banyak & siapa aja orang2 yang peduli & apal sama hari ulang tahunku :v kekanak-kanakan banget alasannya ya ? wkwkw ...
Alhamdulillah hasilnya tidak terlalu mengecewakan, banyak yg inget :)

Alasan ini berkembang sampai pada titik dimana aku gak mau pas aku ulang tahun harus basah kuyub / putih tepung / amis telor / bau trasi / dikerjani abis-abisan sama temen2 gara-gara ulang tahun :v ini real bro, pernah waktu SMA kelas 3 temen2 udah pada siap2 bawa tepung dari rumah buat ngerjain, dan Alhamdulilah waktu itu aku ada delegasi lomba pramuka sekitar 10 hari di Purbalingga :v jadi selamet dah,
Meski sekarang aku malah 'Agak' pengen dikerjani abis-abisan kyk gitu, setidaknya hal itu bener2 membuktikan bahwa kita diperhatikan & dicintai sama temen2 kita :) iya tho ?

Alasan ini kemudian berkembang lagi, sampai pada suatu kondisi dimana aku Ogah NRAKTIR !!!
irit pangkal kaya, pelit pangkal jaya :v (ngarang)
saya sadar saya bukan anak orang kaya, makanya saya kalo ultah jaraaang sekali yg namanya traktiran, paling ya main2 atau jalan2 saja, atau cari tempat makan yg Paling Murah,
salah satu tempat makan buat traktiran terfavorit di semarang adalah warung mie ayam Pak Pin (y) !!! waktu itu tahun 2011 satu porsi harganya cuma Rp. 2500, murah kan ? :v kalo di tempat lain harga segitu mungkin cuma dapet kuah sama krupuk aja :v
Kalau untuk tahun ini, karena udah kerja, saya beli ayam potong 1 ekor buat dibakar, yaah meski agak gosong tapi lumayan lah, cukup buat makan-makan bareng temen-temen sekantor :) udah tradisi karyawan sini sih, hehehe ...

Kemudian alasan ini sedikit demi sedikit makin berkembang pada suatu poin positif dimana : ulang tahun bukan sebuah perayaan, melainkan peringatan. Peringatan bahwa kita semakin dekat dengan kematian, semakin bertambah usia, bertambah tanggung jawab, dan bertambah pula kewajiban yang harus dilaksanakan. Hal ini membuat saya sedikit mikir, bahwa tidak selayaknya momen seperti ini dijadikan ajang bersenang-senang. Introspeksi diri

sudah menjadi hak setiap orang untuk merayakan hari ulang tahun, saya sendiri memilih merahasiakan, dan merayakan secara kecil-kecilan, sederhana bersama orang-orang terdekat saja.
tidak ada yang salah dalam merayakan hari ulang tahun, cukup pastikan saja kita tidak mengganggu hak orang lain :) baik yg ikut merayakan atau yg tidak .

Yak, akhir kata, Selamat ulang tahun untuk diri saya sendiri yang ke 23 :)

Rabu, 24 Juni 2015

Untukmu, Selamat Ulang Tahun Deek :)

Happy Birthday to you
Happy Birthday to youu
Happy Birthday Happy Birthday
Happy Birthday to Youuu :)


Deek,
Assalamualaikum,
Apa kabar kamu di Semarang ? Semoga kamu selalu baik-baik aja ya ^.^ selalu sehat jasmani dan rohani. Aku mau ngucapin selamat ulang tahun yang ke 21 buat kamu ini deek. Ingeet kamu udah jadi wanita dewasa, harus Kuat, harus Semangat, harus terus Maju, harus berani menentukan pilihan, oke deek !

Deek,
Itu ada kue takjilan buat kamu, sebelum dinikmati kuenya (ditonton aja sih :p), ditiup lilinnya dulu ya, wkwkwkwkkw ... Maaf ya kalo terkesan kere, alay, dan ngenes pada waktu yang bersamaan. Aku cuma pengen ngasih sesuatu yang menurutku unik dan beda aja dari yang orang lain kasih. Semoga aku berhasil bikin surprise sama donat, panada, sama roti isinya deek. Kalo kamu mau tau, itu kue-kuenya beli di langgananku di Timika lho, rasanya dijamin Enak ! Udah teruji sama temen-temen sekantor, wkwk ...

Deek,
Doaku, semoga kamu bisa lulus dengan IPK yang bisa kamu syukuri dan membuatmu bersyukur, yang bisa membuatmu diterima kerja ditempat yang kamu inginkan. Semoga kamu bisa dapet rejeki yang Halal dan Barokah dari tempat kerjamu, atau tempatmu buka usaha nanti. Dan semoga kamu mendapatkan jodoh Laki-laki yang bener-bener Soleh, yang mencintaimu tulus karena Allah, bukan karena kecantikan fisikmu (yang udah cantik dari sononya), hartamu, kedudukanmu, dan keluargamu. Semoga dia mencintaimu karena agamamu. Mungkin bukan aku, tapi yang pasti Jodohmu akan jauh lebih baik dari aku :)


* * *

Jalan menuju Perumahan Kuala Kencana (Freeport) - Timika
Sebuah Kota Perumahan Asri ditengah belantara Timika,
udah keliatan, kanan kiri aja kayak alas begitu :p


Deek,
Jalanmu masih panjang terbentang. Kamu boleh nangis, tapi gak boleh nyerah deek. Kamu boleh sedih, tapi kamu harus segera bangkit lagi ! Aku yakin kamu bisa, karena kamu adalah wanita yang Kuat. Kamu pernah nerima ujian yang lebih berat dari ini, makanya aku yakin banget kalo kamu pasti bisa melalui Tugas Akhir !

Deek,
Gambar tadi adalah gambar jalan aspal menuju ke Kuala Kencana, Timika. Sebuah kota indah yang berada di dalam Hutan. Disana ada perumahan untuk karyawan Freeport dan Kantor Freeport juga ada di sana. Ada tempat wisata seperti kolam renang, gereja, masjid, dan banyak lagi hal-hal yang bisa kita kunjungi. Namun, untuk mencapai Kuala Kencana, kita harus melewati hutan lebat dengan jalan aspal dan pohon di kanan-kiri jalan tanpa penerangan (hanya scout light warna merah-kuning). Tapi, selama kamu masih berada di atas aspal, kamu pasti akan menuju kesana. Begitupun kita semua deek, sesulit dan sesuram apapun jalan yang kita lalui saat ini, selama kita lanjut berjalan mengarah pada tujuan akhir kita, maka kita akan sampai pada tempat yang Indah. Percayalah, Allah bersamamu.

Deek,
Aku membuat ucapan ini karena aku memang ingin membuatnya untukmu, itu aja kok, bukan karena ingin membuatmu kembali lagi padaku. Kamu nggak PHP kok deek, cuma aku aja yang nekat menyiksa diri sendiri dengan (masih) menyayangimu seperti dulu, setidaknya itu membuat hatiku menjadi lega. Tak perlu dibalas, karena aku gak mengharapkan balesan darimu. Lanjutkan saja hidupmu, Selesaikan TAmu, cari kerja atau bikin usaha lalu menikah dengan laki-laki yang kamu cintai.

Deek,
Terimakasih, karena mengajariku arti bahwa kasih sayang sejati artinya memberi :) dan arti Cinta adalah Saling mengasihi dan menyayangi. Aku berharap kita masih bisa menjadi Teman, meski bukan aku yang menyeka air matamu. Masih bisa menjadi sahabat, meski bukan aku yang menjadi sandaran ketika kamu membutuhkan bahu. Masih bisa bercanda denganmu, meski cinta ini tak pernah menjadi satu.

Deek,
Selamat Ulang Tahun yaaa :)

Kamis, 18 Juni 2015

Untukmu, Ratu Hujan dari Kos-Kosan Belakang Gubernuran

Aku sudah lupa kapan kita pertama kali berjumpa,
kapan kita berani bertukar cinta,
kapan kita mendosa bersama,
kapan kita merah melempar amarah,
kapan kamu meminta untuk berpisah,
dan kapan kita berdamai dalam gelisah.

Yang pasti,

Selalu ada sekilas kenangan ketika menyusuri jalanan kampung di suatu daerah belakang kawasan kantor Gubernur Jawa Tengah (Gubernuran). Sejenak mengingatkan bahwa dulu aku pernah punya mimpi manis untuk menjadi tua bersama seorang wanita yang waktu itu kucintai segenap hati.

Selalu ada alasan untuk sejenak mengingat setiap rintik yang kita habiskan berdua dibawah pos ronda yang kini rata. Sejenak nostalgia sambil menarik hipotesa bahwa benar adanya setiap rintik hujan yang jatuh, membawa sepenggal cerita berharga bagi para penikmatnya.

Mungkin setelah hujan jatuh malam itu, ia sengaja menguap ke angkasa. Mencariku dengan seksama dibalik cumulus bersama angin muson barat daya. Untuk jatuh serintik demi serintik, membawa kenangan masa lalu kita dibawah pos ronda yang kini rata.

Empat tahun sejak cerita kita dibawah pos ronda yang kini rata. Empat tahun sejak kunyatakan cintaku padamu. kenangan ini tak henti datang menghampiri. Suka tidak suka, Mau tidak mau, Ikhlas tidak ikhlas. Aku senang, setidaknya ada setitik kenangan yang bisa kuingat darimu.

Terimakasih, karena kamu wanita pertama yang telah mengajariku hubungan timbal balik antara pria dan wanita. Mengajari bagaimana bertingkah laku di depan wanita agar aku menjadi pria. Mengajari cinta. Mengajari bagaimana cara terbaik dan tercepat untuk move on, meski tak tega bagiku untuk mempraktikkannya kepada wanita lain. Tapi, setidaknya, saat ini aku mengerti dengan sejelas-jelasnya bahwa ketika aku memandang fotomu, aku sudah tak mengiginkanmu lagi :)

Selamat ulang tahun ke 21 duhai Ratu Hujan TerBawel
18 Juni 2015 ... Ada doa kupanjatkan untukmu

Untukmu, Partner TA Pengubah Budaya

Hey, Bro !
Selamat ulang tahun yang ke-22 aku ucapkan (y)
Maaf aku lagi gak di Semarang, jadi gak bisa ngasih kado apa-apa buat hari kelahiranmu. Eh ... Kalo dipikir2 aku belum ngasih kamu kado buat ultahmu taun lalu juga ya :v aduh ... hahahaha, partner TA macam apa aku ini :v

Maaf kalo setelah lulus aku terkesan menghindar (memang faktanya aku menghindar sih), karena aku masih belum bisa bertutur sapa denganmu yang menurutku terlalu keras bertingkah laku. Sungguh aku tertekan selama berpartner TA denganmu. Rasanya setiap pagi aku ingin segera malam lagi dan berlalu saja tanpa bertemu denganmu. Tapi TA ku tak akan selesai kalau terus begitu.

Aku sadar diri bro, aku bukan tipe orang yg pandai memotivasi diri sendiri setelah jatuh dalam jurang cinta (sebut saja : gagal move on) dan masalah-masalah lainnya. Aku jadi menyedihkan, bahkan semua yang baik tentangku luntur bersama semua masalah yang datang mengujiku. Aku terlalu lemah dan menyedihkan. Saat itu, kau datang menekanku bersama masalahku dan TA kita, dan itu membuatku ingin mati setiap kali ! Bahkan aku takut (paranoid) setiap melihat motor yang sama dengan milikmu di parkiran kampus / gedung PKM, padahal itu bukan motormu, saking tertekan ! (duh bro, sorry banget, tapi emang itu yg aku rasain)

Tapi setelah kita saling terbuka, aku akhirnya sadar, bahwa aku bukan orang yang paling menyedihkan, aku bukan satu-satunya manusia yang sedang diuji oleh Allah. masih ada banyak manusia di luar sana yg mengalami hari-hari yang lebih pahit dari apa yang kualami. Terimakasih karena menyadarkanku dengan caramu bro.

Sayangnya, saat itu aku terlanjur menganggapmu sebagai sosok 'pengganggu' kedamaian. Meski semua kebaikan dan motivasi kau beri, semua seolah mental, meski ada yang aku terima dalam kepala. Maaf bro, aku memang bukan tipe partner yang baik buatmu.

Terimakasih, apa yang kau sampaikan dulu, sedikit-banyak telah mengubah diriku menjadi orang yang menurutku lebih baik. Aku mungkin saja akan terus terpuruk dalam keputusasaan ketika aku tidak memiliki partner sepertimu. Dan aku juga tidak akan diterima kerja di tempat sebagus ini bila aku terlambat Lulus gara-gara TA. Dari lubuk hatiku yang terdalam, aku sungguh bersyukur partner TA ku adalah kamu, Bro.

Terimakasih,
Selamat Ulang tahun sekali lagi kuucapkan. Semoga kebaikan selalu lekat padamu.
Doa terbaikku untukmu Bro ...

Rabu, 17 Juni 2015

Untukmu, yang (Pernah) Berkata Mataku Seindah Permata

Hei,
Sebelumnya kuucapkan selamat ulang tahun untukmu yang ke 23 tahun, 17 Juni 2015 :) Aku dan kamu menjadi semakin tua sejak kita menjadi 'kita' untuk berakhir dalam aku dan kamu sekali lagi, namun dengan jarak yang melebar. Tidak setua itu memang, yaaaah, setidaknya cukup tua untuk menyadari kekhilafan, kesalahan dan kenyataan bahwa aku sebenarnya sedang jatuh cinta 5 tahun yang lalu.

Dulu,
Maaf jika aku tidak mengerti maumu sebagai wanita, aku hanya merasa terlalu dini mengenal kata cinta. Maaf jika aku tidak mampu menggenggam erat kamu, seperti tulang punggung mengikat tulang rusuk. Maaf jika harus ada janji yang tak terpenuhi, kata dusta yang tersembunyi, kecewa dan trauma dihati. Maaf jika aku tak sanggup berkata 'Maaf' didepanmu, meski kau sudah tak membutuhkannya.

Kini,
Aku berterimakasih atas pengalaman yang tersirat kau beri. Setidaknya ada hal yang aku mengerti setelah kejadian 'kita' menjadi luka. Setidaknya aku memahami arti wanita, cinta, dan kecewa dalam satu peristiwa. Setidaknya aku dan kamu sudah saling menerima segala keterlanjuran yang terjadi. Setidaknya aku bisa belajar dari kegagalanku padamu.

Aku,
Tak berani berharap lagi pada cintamu, karena kamu adalah gunung yang kini terlalu tinggi (sangat tinggi) untuk kudaki. Tak ada rasa yang kurasa untukmu kini, meski kau adalah yang pertama dan teristimewa dari Semua wanita setelahmu (sampai aku menulis posting ini). Kurasa, tak akan ada 'kita' kedua untuk diriku yang kini hanya hamba biasa saja. Aku, tak bisa meraih kamu yang sekarang.

Semoga,
Kamu mendapat kekasih yang terbaik. Kelak, kita bisa saling menyapa tanpa ada rasa sungkan dan penyesalan. Kelak, aku diberi kekuatan lebih untuk mengucapkan selamat ulang tahun (dan maaf) padamu, tahun depan.

Untukmu, Chairunisa :)
Cinta Pertamaku

Rabu, 03 Juni 2015

Deek

untukmu yang sedang kuperhatikan kesehatannya ... sekali lagi, semoga kamu tidak membaca ini >.<

entah kamu menyadarinya atau tidak, ketika kita berkomunikasi melalui jemari, aku memanggilmu dengan sebutan deek bukan dek bukan nama panggilanmu. Jika dibaca pasti sama saja untuk kalian semua, untuk membedakannya adalah dengan penyampaian langsung, mari mencoba menyampaikan dek dengan deek. Terdengar agak berbeda dari lama pengucapan pada huruf e kan ?

Aku tak tau pasti kapan panggilan ini kumulai, semua pada akhirnya terjadi secara biasa. Ketika aku mulai dekat denganmu adalah waktu yang menurutku paling mungkin memulai memanggilmu dengan panggilan ini. Entahlah aku juga tidak terlalu mengingatnya.

Tak perlu khawatir, hanya kamu yang kupanggil deek. Tidak ada wanita lain yg kupanggil demikian, biasanya langsung nama atau dek biasa jika belum tau namanya. Aku sendiri juga tak tau mulai kapan panggilan deek ini mulai kugunakan khusus buatmu seorang. Entahlah, aku tak mengerti.

Aku memang bermaksud memanggilmu dengan panggilan yang berbeda (spesial) dari panggilanku untuk yang lain, sehingga entah kapan aku mulai, tapi aku sampai sekarang memanggilmu deek. Entah apa alasannya, aku merasa nyaman memanggilmu demikian.

pernah satu kali aku memanggilmu dengan dek, dengan harapan aku tidak lagi menganggap dirimu spesial. Tapi aku malah galau,  perasaanku mendadak aneh setelah aku memanggilmu dengan dek bukan deek. Dan esok harinya aku benar-benar memanggilmu deek lagi, hahaha ... Kamu boleh menganggap ini aneh kok, silahkan saja :D

Entah sampai kapan aku memanggilmu dengan deek, yang pasti, hanya kamu yang kupanggil dengan kata ini.

Apa kamu Istimewa ?

Ya.

Selasa, 02 Juni 2015

Untukmu Lelaki, yang Dirindu Pujaan Hati

Heey kawan siapapun kamu,
Izinkan aku sebentar saja memperkenalkan diri,
Tidak banyak yang bisa aku sampaikan saat ini,
Selain aku, pengagum rahasia wanita yang kini merindukanmu sekuat hati,

Tak perlu risau kawan,
Sedikitpun aku tak ada niat merebutnya dari takdirmu,
Karena sejak awal ketika dia masih bersamaku,
Tak pernah ia bawa serta cinta seutuhnya untuk hati rapuhku,

Kaawaaaaaaan,
Sungguh saat ini tidak ada perasaan lain padamu selain iri,
Aku tak menyalahkan dia yang telah menjatuhkan pilihan hati,
Pun tak ingin menyalahi takdir yang pasti datang menghampiri,

Kumohon kali ini kawan,
Jika kelak kalian dipertemukan,
Tolong jaga hatinya yang rapuh berantakan,
Oleh masa lalu yang sedu sedan,

Karena aku tau wahai kawanku,
Pujaan hatiku tidak akan merindukan sembarang pria,
Dia merindukanmu karena kau istimewa baginya,
Jadi kumohon sekali lagi jaga sepenuh hati dia untuk selamanya,

Jadi kawanku,
Kutitipkan pujaan hatiku padamu, ya :)

***

Untukmu deek, maaf aku bikin note tentangmu lagi, semoga kamu nggak baca ini.
Kalau kamu baca ini, yaaaa sudah, nikmati saja ketikan hati saya :v

Jangan khawatir deek, Doa terbaikku selalu tertuju padamu :)

Senin, 01 Juni 2015

Hujan, Datanglah lalu Pergilah

Hujan,
kumohon datanglah,
hapus air mataku bersamamu,
temani hatiku dalam biru,

Hujan,
segera pergilah,
jangan terlalu lama singgah,
aku tak ingin hati semakin resah,

Hujan,
sebentar saja,
datanglah lalu pergilah,
obati hati yang sedang gelisah,

Hujan,
datanglah lalu pergilah,
aku ingin melihat pelangi,
menghiasi senja hari ini,

Hujan,
terima kasih ...

pelangi sore belakang kantor di Timika

Jumat, 29 Mei 2015

Ketika Aku Memutuskan Untuk Menjauh

Lagi-Lagi-&-Lagi,
aku membuat tulisan tentangmu di blog pribadi yang tentu saja bisa diakses oleh siapapun di luar sana. Dan aku masih saja berharap kamu Tidak membaca tulisan ini, HAH ! :v betapa salah-kaprah (goblok) diriku ini.

aku : wkwkwk,
woalah ##### kasihan sekali, :D
dia : Hahaha
Kayak kamu enggak kasihan mas,
;) kamu kerja jauh2 sebetulnya proses move on kan ? ;)

Langsung saja ya deek. Setelah membaca SS diatas, kamu pasti langsung menyadari bahwa (salah satu) alasan yang cukup kuat bagiku untuk pergi merantau jaauuuuh sekali di pulau tertimur Indonesia tiada lain dan tiada bukan adalah karena kamu, deek. Memang bukan alasan terkuat, tapi alasan itu cukup berpengaruh untuk berkata "Ya" agar aku menerima pekerjaan ini. Aku hanya ingin mencoba sesuatu yang kuanggap sebagai kesempatan emas untuk mengalihkan seluruh perhatianku untukmu. Aku ingin mencoba melupakanmu di tempat yang dianggap paling 'misterius' di Indonesia. Dimana semua kemungkinan bisa terjadi.

Sejujurnya aku berharap bisa bertemu denganmu sebelum aku pergi merantau (seperti saat magang dulu). Tapi jika aku melakukan itu, akan semakin sulit bagiku untuk melupakanmu. Entahlah deek. Aku lupa kapan terakhir kali berinteraksi langsung denganmu. Mungkin ketika kita tak sengaja berpapasan di lapangan parkir kampus di hari ulang tahunmu ? Aku ingat betul, sebuah senyuman yang (menurutku terlihat) kau ramah-ramahkan untuk memecah keheningan yang kuciptakan sendiri selama beberapa bulan terakhir untuk lari menghindarimu. Meski membuatku kembali terjebak dalam nirwana nostalgia, aku (sangat) berterimakasih padamu untuk itu.

Keputusanku untuk menjauhimu selalu diiringi keinginanku melepaskanmu kepada pria lain yang lebih layak buatmu. Atau sejujurnya aku hanya malas memperjuangkanmu karena aku takut mati rasa ketika kita tidak berakhir dipelaminan yang sama ? Takut melihatmu mencium tangan pria lain, menggendong anakmu dari pria lain. Sungguh deek, hampir seluruh hidupku dipenuhi ketakutan (kecemburuan) jika kau berada di tangan pria yang salah (meski aku belum tentu pria yang benar).

Nyatanya deek, sekuat apapun ku mencoba, aku tak pernah bisa lari darimu. Batinku tersiksa ketika kau sedih disana dan aku tak bisa membuatmu, atau setidaknya meringankan bebanmu, menghiburmu sebisaku dengan ke-alay-anku yang agak kupaksakan demi ceriamu. Aku selalu ingin ada didekatmu kapanpun saat kau butuh. Aku selalu ingin menjadi yang pertama mendengar keluh kesahmu, menepuk pundakmu dan berkata bahwa "semua akan baik-baik saja".

Deek,
Aku disini, berlari dari yang tak mengejar.
Masih disini, bersembunyi dari yang tak mencari.
Selalu disini, bersiap datang meski tak dibutuhkan.
Disini, dua jam lebih awal dari zona waktumu.
Disini, berharap melupakanmu, lalu mengingatmu lekat-lekat ketika aku pulang.

Maafkan aku, meski kau tak tau apa yang harus kau maafkan.
Deek, semoga kamu nggak mbaca ini:)

***

Dear Pembaca :
Maaf kalo tulisannya agak jelek dan ada beberapa bagian yg sedikit OOT dari judul (atau feelingku aja ?) Harap maklum ya, soalnya ditulis jam 7 pagi WIT dan belum tidur, jadinya yaaaaa, setengah sadar gitulah :v

Oke, Selamat Pagi :)

Senin, 18 Mei 2015

Maaf, Itu Saja

maaf,
jika aku belum bisa menerima kepergianmu,
meski kau telah bahagia disana.

maaf,
jika aku belum bisa berhenti mengharap dirimu,
meski kau tak menginginkannya.

maaf,
jika aku sengaja menjauh darimu,
meski bagimu tiada terasa.

maaf,
jika aku pernah melukaimu dulu,
meski aku tidak sengaja.

maaf,
jika aku terus doakan kebaikanmu,
meski kau tak pernah menginginkannya.

maaf,
itu saja

maka,
maafkan aku

Jumat, 15 Mei 2015

Alasan Kita Pindah

Apa kabar gaes ???
Semoga baik semua ya (Amin)
Ada sedikit cerita nih yang pengen aku bagi. Nanti ada hubungannya sama topik utama yang mau aku bahas di akhir postinganku kali ini. Simak ceritanya sampek selesai ya :)

***

Baru-baru ini, aku baru saja memutuskan untuk meninggalkan sebuah Guild tempat dimana aku mendapat ilmu, tips, teman, dan banyak sekali pengalaman. Tunggu dulu, Guild ? Apa itu ? Buat teman- teman yang ndak tau, menurut pemahaman saya, Guild adalah sebuah perkumpulan, serikat, clan, atau sejenisnya yang ada di dalam game online, dan dibuat untuk tujuan jangka panjang tertentu yang dicapai secara bersama oleh seluruh anggotanya. Ya, saya adalah seorang Gamer aktif di salah satu game facebook yang cukup terkenal. Tidak perlu kita sebutkan permainan apa namanya, karena tidak cukup penting dalam postingan ini.

Kembali ke benang merah !

Aku memutuskan untuk keluar bukan karena aku tidak nyaman. Sungguh, disana adalah tempat yang paling nyaman untuk gamer pemula yang ingin belajar bagaimana cara bermain yang benar. Ada banyak tips, trik, dan celah-celah yang aku pelajari untuk meningkatkan skill. Aku memutuskan keluar bukan karena konflik internal antar pemain. Sungguh, disana aku salah satu orang yang dipercaya layaknya dewa. Aku bahkan diberi amanah untuk menjadi salah satu Wakil Ketua Guild.

Aku tidak ingin dicap sebagai pengkhianat kawan. Aku masih berusaha untuk tetap terlibat disana dengan membuat satu akun bayangan yang aku mainkan kala urusan dengan akun utama telah selesai. Aku masih ingin nyaman, masih ingin maju, masih ingin bersilaturahim bersama dengan kalian. Meski aku menyadari bahwa akun bayangan tidak akan pernah menjadi lebih kuat dari akun utama.

Mengertilah bahwa aku telah lama memendam keinginan untuk meninggalkan Guild yang membesarkanku ini. Sejak tetua pendahulu kita pensiun dan kini sibuk berkarya di dunia nyata. Beberapa bahkan meninggalkan Guild untuk bergabung dengan Guild Besar bersama pemain yang lebih kuat. Mereka berjanji kelak akan kembali ke Guild, tapi aku tak akan pernah tau apakah mereka benar-benar akan kembali atau tidak kembali sama sekali. Bahkan aku berpikir bahwa mereka tak akan kembali lagi, entahlah.

Mengertilah kawan, kumohon mengertilah. Aku sangat membutuhkan Guild yang mampu kusesuaikan dengan jam terbangku yang memang masih terbilang sangat aktif bermain. Aku juga ingin merasakan nikmatnya memenangkan War, Aku ingin merasakan memenangkan suatu wilayah. Aku ingin merasakan bagaimana bercakap-cakap dan berdiskusi bersama orang-orang yang lebih kuat dan lebih berpengalaman. Dan yang terpenting, aku ingin mendapat timbal balik yang setimpal, bahkan lebih banyak atas usahaku meluangkan waktu berhargaku disini, dipermainan sederhana ini.

Mungkin alasanku pergi meninggalkan kalian terdengar begitu egois. Memang aku akui aku egois, tapi aku sungguh menginginkan masa-masa bermainku dalam sebuah game menjadi berkualitas dan sebanding dengan waktu yang aku luangkan didalamnya. Seperti yang kalian semua tau bahwa game ini hanya selingan belaka dan bukan game yang akan laku keras diperjual-belikan di pasaran. dan ketika aku pensiun dari game ini, semua yang kulakukan akan menjadi sia-sia belaka. Oleh karena itu aku ingin menjadi benar-benar memanfaatkan waktu selama aku masih aktif main game di sini.

Maaf, Kumohon kalian mengerti alasanku meninggalkan kalian. Terima kasih sudah menjadikanku sekuat ini. Meski kalian teman maya, kalian akan tetap kuingat.

***

Oke,
Cerita tadi bukan fiksi lho, itu kisah nyata dari pengalamanku. Iya, aku baru aja keluar dari guild, padahal udah jadi Wakil Ketua Guild lho, hahahahaha. Gak enak banget sebenernya sama temen2, tapi namanya juga gamer yg lagi aktif, pasti mereka nyari yang paling menguntungkan & sama-sama aktif juga.

Oke,
Lantas, ayo kita hubungkan cerita yang baru aja aku share sama realita di kehidupan nyata kita. Pasti pernah banget kan mengalami yang namanya Pindah, atau Resign, atau Hijrah, atau Move On ? Tergantung apapun namanya, tapi pengertiannya sama saja, yaitu berpindah dari suatu tempat dengan kondisi yang kurang baik, menuju ke tempat lain yang lebih baik dari sebelumnya.

Oke,
Pindah emang gak tentu enak disatu sisi, dan gak tentu enak pula di sisi lainnya, itu pasti ! Kadang pihak yang ditinggalkan yang seding, kadang pihak yang meninggalkan yg sedih, kadang kedua pihak sama-sama sedih, kadang kedua pihak malah sama-sama senang ketika ada yang pindah. Itu mutlak, tergantung apa yang kita lakukan selama berada dalam suatu tempat. Semakin positif yang kita lakukan, maka orang-orang disekitar kita akan lebih sulit merelakan kita pergi. Begitupun sebaliknya.

Oke,
Di kasusku, temen-temenku pada sedih aku ninggalin guild, dan sebagian bahkan saking kecewanya ada yang ngecap aku sebagai pengkhianat guild dan jadi diem-dieman di sosmed (yg ini gak tau bener apa nggak). Tapi tentu saja itu tidak membuatku tetap tinggal, karena pasti aku melihat ada yang lebih dari guild baru yang aku tinggali saat ini. Dan meski aku merindukan saat berada diguild lama, tentu akan tergantikan oleh kawan baru di guild baru.

Oke,
Udah pada paham yang aku maksud kan ? jadi inti postingan ini adalah, jika suatu saat nanti, ada seseorang yang dulu dekeeet banget sama kita, entah kekasih, teman, sahabat, atau keluarga, dan mereka memutuskan untuk pindah misalnya, putus, transfer, bahkan meninggal dunia. Maka biarkan ia pergi, relakan sajalah ia. Karena sesungguhnya ia telah berada di tempat yang lebih baik dari yang dulu. Dan teruslah doakan ia, jangan berhenti doakan ia, semoga ditempat yang baru nanti, ia semakin makmur, sejahtera, aman, sentosa, bahagia.

Oke,
Buat someone,
Meski baru mulai, aku akan berusaha meluangkan waktu untuk terus mendoakanmu, ya :)
Jadi baik-baik di tempatmu yang sekarang yaa :)

Selasa, 12 Mei 2015

Syukuri Hidupmu dan Jangan Menyerah

Masih ingat Bunga ? Cewek yg curhatnya aku pos di blog kemaren bikin kisah buat aku lagi nih. Kali ini kisah yg dia buat tentang pengalaman hidup dia sendiri. Kali ini dia gak galau tentang si Bambang lagi kok gaes, tenang aja. Dia pengen sharing pengalaman hidupnya yang boleh dibilang penuh perjuangan. Kisah anak muda yang patut kita tiru dan kita tanamkan dalam diri kita. Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini. Seperti biasa akan saya bagikan review pribadi saya mengenai postingan kali ini.

Untuk kalian yang akan membaca, harap cari posisi wenak (PW) karena jumlah halaman waktu si Bunga menyerahkan naskah ke saya ada 10 halaman dengan spasi 1,5 :v

Enjoy her story

***

Setiap orang punya kehidupan masing – masing yang kadang gak pernah diketahui alurnya. Pernah gak sih kalian hidup jadi orang yang berbeda dibandingkan remaja pada umumnya? Sekilas langsung aja deh perkenalannya. Namaku Bunga, aku anak pertama dari 4 bersaudara. Aku lahir dari keluarga dengan latar belakang yang bisa dibilang kurang dan penuh perjuangan. Aku memiliki karakter yang emosional, periang, supel, korban buli, tempat curhat, dll. Aku lahir di Kota X dengan kondisi memprihatinkan. Dimana pada umumnya kelahiran seorang anak masih didampingi oleh neneknya, disiapkan segala sesuatu yang megah, dan sebagainya. Tapi tidak buatku, aku lahir ditengah kondisi dimana kedua orang tuaku bekerja sebagai ibu rumah tangga dan ayahku yang hanya sebagai seorang kuli bangunan dengan gaji pas – pasan dan memiliki tanggungan 3 orang adik ipar. Tidak hanya itu, kondisi ibuku yang sakit-sakitan menjadikan ayahku menahan tangis dan rela bekerja sesulit apapun.

Terkadang usaha seorang memang tak cepat membuahkan hasil sebelum mencapai waktunya. Alhasil bersama kesulitan ada kemudahan. Ayah ku dipertemukan dengan seorang pengusaha berhati mulia yang super duper baik namun sensitif. Beliau bernama pak Trisno. Beliau begitu prihatin dengan keadaan orang tuaku. Hingga pada akhirnya beliau menantang ayahku untuk menjalankan usahanya dengan sistem setoran sesuai target. Usaha apakah itu? Iya, usaha berjualan jamu ditempat yang sepi dan belum begitu banyak penghuninya. Perjuangan memang tak berhenti begitu saja, ayahku meniti semuanya dari awal. Bayangkan balita seusiaku harus tidur berlaskan kardus. Jika aku merasakan sakitnya, mungkin bisa jadi aku malu atau entahlah. Tapi perjuangan memang sebanding dengan hasil. Waktu terus berlalu. Usaha yang belum begitu dikenal, hingga akhirnya berkembang sedikit demi sedikit serta disertai air mata, ibuku pun semakin sehat, setoran kepada pak Trisno bisa terpenuhi, dan kedua orang tua ku bisa menyisihkan uang.

Ketika usaha jamu tersebut semakin pesat dan latar belakang keluarga dari kedua orang tuaku yang tergolong kurang mampu, ayahku memutuskan untuk membuka cabang, dan akhirnya usaha tersebut dipindah alihkan kepada keponakan ayahku yang tergolong usia bekerja. Sebelum nya Pak Trisno memberikan usaha itu kepada ayahku karena melihat kerja keras ayah dan ibuku, serta tawaku yang tak pernah merasakan sakit nya perjuangan orang tuaku dan itu berlangsung kurang lebih 2 tahun.

Waktu terus berjalan. Semakin hari kondisiku semakin terlihat memburuk. Ayahku memutuskan pindah ke Kota Y untuk melakukan perantauan kedua. Dimana uang yang pernaha disisihkan di Kota X sebagai modal awal. Alhamdulillah pindah di Kota Y menjadikan ku bisa tidur beralaskan kasur walaupun kasur kecil. Setidaknya aku merasakan yang namanya pengorbanan. Bayangkan saja, kami tidur ber3 dikasur yang hanya berukuran lebar setengah meter dan panjang 2 meter. Miris bukan? Iya hidupku dari kecil tergolong berbeda dari pada anak kecil pada umumnya, yang bisa merasakan tidur spring bed dan sebagainya. Dibalik tawa tetap ada kesedihan. Dan itu pasti hukumnya bagiku dalam setiap kehidupan. Seiring perubahan hidup kedua orang tuaku, aku mulai sakit –sakitan. Entah apa yang menjadikan ku seperti ini. Aku menderita penyakit yang memprihatinkan. Aku menderita asma yang akut. Hampir seminggu sekali aku merasakan susah bernafas layaknya orang yang hampir sekarat. It’s okay. Aku tak pernah mengeluh. Sebagai anak kecil aku hanya bisa menangis dan tertawa selayaknya anak kecil. Sampai pamanku dan tanteku selalu menjadikan keponakan kesayangan yang tak terkira.

Aku memiliki 2 paman dan 3 tante dari ibuku. Namun yang paling dekat adalah 2pamanku dan tante ku yang terakhir. Mereka begitu menyayangi ku. Namun semuanya berubah ketika om ku yang paling besar menikah. Entah apa yang dilakukan oleh istrinya aku tak mengerti. Dia begitu membenci keluarganya. Termasuk aku keponakan kesayangan dan ibuku yang rela memberikan hasil jerih payah ayahku yang diiringi air mata demi modal usahanya yang sekarang beranak pinak namun kami tak pernah menikmati hasilnya sedikitpun. Itu merupakan tamparan besar untuk ibuku ketika seorang adiknya harus berubah dan usaha kami memperbaiki tak membuahkan hasil. Tidak hanya itu, tanteku tak ingin sekolah lagi dan memutuskan pergi dari rumah. Hmmm.. sebersalah apa coba ibuku kepada nenekku dengan keadaan kakek yang suka menikah dan sebaginya. Penderitaan belum selesai.

Kembali ke hidupku yang mulai jauh dengan salah 1 pamanku, ketika ayahku mulai menambah usahanya, penyakitku semakin prah, bahkan seminggu aku harus merasakan sesak nafas sebanyak 2 kali dengan lama 2 hari. Bagi orang yang sehat, pernahkan kalian membayangkan kalian diposisiku? Aku merasakan hal itu dari usia 2 tahun sampai 14 tahun. Sempat berhenti 2 tahun, dan akhirnya kembali lagi merasakan nya lagi. Alhasil 12 tahun sakit –sakit an guys. Tamparan lagi bukan untuk ibuku? Usiaku semakin bertambah, usaha ayahku juga bertambah. Dan itu terjadi ketika adik pertama ku terlahir. Dia bernama Suci. Dimana rejekki bertambah sakit pun semakin parah. Yang aku ingat saat itu usiaku duduk dikelas 2 sd. Dimana usaha ayahku menjadi bertambah. 3 tempat di Koya Y, dan juga membuka usaha rumah makan di Kota X yang dikelola oleh keponakan ayahku. Aku selalu sakit tepatnya dihari yang lebih identik dengan hari lahirku. Yang menyakitkan adalah dimana aku susah bernafas disertai muntah bercampur darah selama seminggu. Pernah kah merasakan seperti itu? Membuat orang tua kalian menangis bukan karena keinginan kalian? Semoga tidak! Ayahku hanya menangis dan menguatkan ku bahwa akan ada masa dimana aku akan sembuh. Dalam hatiku aku selalu berkata, aku akan sembuh, dan aku tak akan merepotkan kedua orang tuaku. Tahukah kalian? Sesakit itu, aku berusaha untuk tetap mengaji, sekolah, dan lainnya. Sampai jika aku merasa tidak mampu baru aku mau beristirahat.

Roda terus berputar, mungkin kelahiran adik kedua ku yang bernama Suci merupakan posisi atas orang tuaku. Sebelumnya sebanyak itu cabang yang dimiliki kedua orang tuaku kami belum memiliki rumah sendiri. Entah apa alasannya aku tak mengerti sampai saat ini. Yang jelas setiap uang yang kami sisihkan, kami gunakan untuk membantu keluarga kami yang belum beruntung seperti kami. 2 tahun berjalan, adikku bertambah. Sebut saja namanya Ridho. Dia merupakan satu –satunya adik laki laki ku yang harapannya akan lebih gigih dibandingkan kedua orang tuaku saat ini. Seiring dengan itu juga usaha ayahku di Kota X yang dikelola oleh kedua keponakannya bangkrut entah karena apa. Bersamaan denga itu juga aku masih sakit –sakitan dan warung yang  lain mulai tutup satu persatu. Hingga pada akhirnya hanya 1 yang bertahan, yaitu warung yang merupakan sekaligus tempat tinggalku. Waktu terus berlalu. Hingga sampai dimana ayah ibuku terlibat pertengkaran hebat karena keadaan dimana sumbernya keponakan mereka masing – masing. Pertengkaran selesai. Hidup kami stagnan disatu tempat hingga akhirnya kontrakan rumah kami tidak bisa disambung lagi. Kami pun pindah dilokasi yang jaraknya tidak begitu jauh dari lokasi sebelumnya. Dan 2 tahun lamanya kami hidup diposisi stagnan. Dan dalam keadaan itu juga ibuku kembali melahirkan seorang adik perempuan. Sebut saja Nisa namanya. Kelahiran adik terakhirku bisa dibilang kami mengalami masa tersulit lagi. Dimana kedua orang tuaku ditipu oleh karyawannya hingga ketika kami ber3 ingin melanjutkan kebangku smp, sd, dan tk. Tapi apalah daya, masuk smp aja pinjem uang tetangga. Korban keadaan adik cowok ku nih. Sekolahnya dipending. Dan dampaknya dia pemalu berat karena waktu masuk Tknya dipending setahun. Ngenes lagi. Tapi kami tak pernah lupa yang namanya bersyukur. Eitsss, ini cerpen ya, bukan tempat mengeluh, hehe.

Hmmmm,, aku mulai sudah bisa berfikir, bisa mengerti yang namanya sulit. Karena lingkungan ku yang di didikk keras dari kecil, aku tak pernah menghiraukan yang namanya perbedaan. Tapi lama – kelamaan semuanya menjadikan ku iri. Dimana ketika orang lain bisa berkumpul bersama keluarga jauh dan bisa bangga dengan pemberian tante, paman dan kakeknya, sedangkan aku? Keluargaku menyebar dimana saja, lebaran saja tak pernah berkumpul, bahkan berapa jumlah saudaraku dari ayahku saja aku tak tau pasti.

Mengharukan bukan kisah kami? Dimana anak pada usiaku bisa bermain sebebas layangan terbang, aku dibatasi kondisi kesehatan, hingga pada akhirnya aku menemukan kondisi yang menjadikan ku merasa minder diantara teman – temanku. Kesehatan yang baik, keluarga yang harmonis, tanpa didikan keras. it’s okay!! tiap orang tua punya cara masing – masing mendidik anaknya, terutama orang tua yang pernah merasakan pahitnya berjuang.

Tepatnya tahun 2004 kami menikmati rumah baru dimana harga sewanya super duper mahal. Uang saku ku selama setahun mungkin tak cukup menjadi investasi untuk membayarnya. Kehidupan baru dimulai. Dimana seperti biasany, aku selalu sakit ketika pikiran dan lelah hinggap ditubuhku. Seiring bersamaan dengan sakitku yang belum sembuh, adik – adiku juga bertambah besar. Aku memiliki adik yang jaraknya cukup jauh denganku. Jarak usia ku dengannya kurang lebih 6 tahun. Dia bernama Suci. Suci merupakan adik kesayangan ku yang selalu mengurusi ku disaat aku sakit. Bayangkan anakkecil yang duduk dibangku TK rela tidurnya terjaga demi seorang kakaknya yang selalu sakit –sakitan. Dimana ayahku bekerja lebih giat demi mempertahankan 5 anggota keluarga dan jam tidurnya tak pernah beraturan. Kadang aku iri melihat pekerjaan orang tua teman – temanku. Dimana mereka tak perlu berfikir sulit untuk menghilangkan kekhawatiran mereka seperti aku. Lihat saja! Mana ada orang tua yang membiarkan anaknya berjualan diusia yang seharusnya masih bermain bebas dilapangan tanpa beban. Hidupku dipenuhi keterbatasan. Aku tak bisa tidur larut malam lebih dari jam 9. Telat sedikit saja jam tidurku, bakal kacau kesehatanku. Selama bertahun – tahun aku merasakan seperti ini.

Waktu terus berlalu. Pamanku sudah punya kehidupan sendiri, kita tak pernah berjumpa. Lain lagi dengan paman dari ibuku yang terakhir. Ketika dia sudah menikah, penghasilan 50 rb seminggu masih dibagikan kepadaku. Aku memang keponakan kesayangan dia kali. Dia bernama paman Rico. Berbeda dengan paman Jack. Kekayaannya hanya untuk keluarga istri saja. Bahkan terlintas difikiranku kemiskinan menjadikan kita dekat, hingga aku pernah berkata” paman Rico aja yang miskin masih bisa berbagi, kenapa paman Jack yang motor dan mobilnya berlebihan 10 ribu uangnya saja aku tak pernah menikmati. Kondisi keluarga ibuku dan ayahku yang tergolong kurang harmonis menjadikan ku malas jika bertemu saudaraku yang karakternya berbeda sekali dengan karakterku. Hal itu menjadikan ayah dan ibuku selalu berkata jika kami ber4 bertengkar, “aku tak ingin punya anak yang berbeda paham selalu seperti kami, lebih baik kami mati dari pada kami harus memiliki anak –anak yang tak beda dengan kondisi kami”. Mungkin itu yang menjadikanku semakin selalu berfikir emosional. Dimana ibuku selalu berkata, “ ibu dan ayah tak punya siapa – siapa, jika kamu neko – neko seperti remaja lainnya, dan kamu gagal, kepada siapa lagi kami meminta bantuan kalau bukan kepada kamu dan adik – adikmu”. Usia kelas 5 Sd udah sering dapat tamparan nasehat kayak gitu lho guys. Kalian pernah gak tuh dapat omongan gitu? Kalau belum, jangan sampai ya, cukup cerita ini memotivasi dan pengalaman aja.

Waktu semakin berjalan, dimana hidup kami sampai aku kuliah tetap stagnan. Hidup dirumah yang jadi satu sama tempat usaha, buka kurang lebih 22 jam, dengan karyawan yang tak bisa dipercaya, sulit mencari karyawan yang sesuai sama kebutuhan dan bertahan lama serta jam terbang kedua orang tuaku yang berbeda. Dimana ketika ayahku bekerja ibuku istirahat dan ketika ibuku bekerja ayahku yang istirahat. Pernah kebayang gak tuh? Suami istri punya anak 4, gak pernah liburan, yang ada berusaha berjuang menghidupi ke 4 anaknya. Keadaan ku yang seperti ini menjadikan cenderung pendiam dilokasi sekolh atau manapun. Bisa dibilang aku kuper tingkat maksimal. Tak peduli hal cinta, main pun tak pernah. Yang ada dipikiranku membantu orang tua, dan belajar. Ketika aku menginjak usia remaja, dan penderitaan sakitku berakhir, aku menjadi lebih percaya diri. Alhamdulillah aku mulai bisa menyesuaikan. Sampai aku duduk dibangku SMA, dan aku memutuskan untuk mengikuti organisasi di SMA ku yang gak kalah sibuknya sama kerjaan ku dirumah. Aku jadi lebih jarang dirumah. Namun jika ibuku lelah, tetap saja langkahku dibatasi oleh tanggung jawab dirumah. Aku terima kok, toh aku juga jadi bakal lebih terjaga perilakunya jika sering dirumah. Keadaan seperti itu menjadikan ku bisa memanage segala keuangan ku, dan adik – adikku meniru hal itu. Kakak yang baik bukan? Tidak hanya itu, aku sekolah sambil berjualan. Dan itu ditiru oleh adikku Suci. Dan aku bersyukur aku bisa memberikan kesan baik kepada adikku. Walaupun aku tergolong malas diantaara ke3 adikku yang lain.

Sejauh setengah perjalanan hidupku bersama kesulitan orang tuaku, alhamdulillah aku mulai jarang sakit – sakitan. Fisikku mulai berbeda, berat badanku menjadi bertambah, nafsu makan ku mulai bertambah ketika sakitku mulai jarang kambuh. Aku bersyukur untuk hal itu. Namun, penderitaan tidak berhenti disini. Ketika aku sehat, aku diberatkan dengan kondisi dimana kegiatan ku padat, dan gantian Suci yang menderita. Suci terserang penyakit ginjal. Dimana kondisi ginjalnya kurang berfungsi dengan baik. Istilah kasarnya bocor ginjal lah kalau pada gak tahu. Yaelah, hidupku kok melankholis banget yak?? Dimana remaja diusia ku berfoya – foya, pacaran dll, aku mengurusi beban kedua orang tuaku yang tak terkira guys! Untuk yang pertama kalinya adiku dirawat dirumah sakit karena penyakit yang dideritanya. Suci dirawat dirumah sakit selama 1 minggu. Pada waktu itu aku duduk dikelas 1 SMA dan dia duduk di kelas 4 SD. Kedua adikku yang paling kecil dia hanya pengikut suasana. Dimana dia hanya mengikuti alur karena belum mengerti yang namanya kerja keras. Apalagi mereka tidak merasakan yang namanya tidur dikardus. Jangan ah. Kasihan ini jaman modern. Udah gak jaman anak kecil tidur dikardus. Haaha, bercanda kok. Cukup kakaknya aja yang ngerasain perjuangan bapak ibuknya. Yang penting mereka harus ngerti tapi jangan sampai merasakan. Ya gak?? Iyain aja deh

Roda terus berputar. Yang namanya grafik juga pasti naik turun. Anggap aja kalian baca ini cerpen lagi memahami kurva yang ada dipelajaran matematika. Satu tahun lamanya adikku menderita penyakit tersebut. Beda denganku, kalau sakit bawaannya kadang marah –marah. Kalau Suci nih ya, dia selalu diam, tersenyum, dan seolah tidak merasakan sakit. Apalagi kalau lagi senyum, ih lesung pipitnya tu loh, bikin ayem sama ngilangin kekhawatiran kita. Selama setahun juga kedua orang tuaku bolak balik rumah sakit, mengobati adikku. Adikku menjalani hari –harinya dengan senyuman. Suci tuh ya, orang yang paling beda dari kami ber3. Dia pendiam, gak banyak omong kayak aku, tapi kalau kita lagi nggosip sih, ya sama aja sih sebenarnya sama aku. Dia juga berjilbab diusia sebelum balig loh, ngajak temen2nya loh. Keren gak tuh?! Dia lebih suka bekerja langsung daripada bicara, rajin lah. Pokoknya beda jauh sama sifatku yang 50% malas. Tanpa disadari Suci selalu membuat diary yang inti dari isinya adalah dia bangga memiliki kakak dan orang tua yang sangat menyayanginya sejauh ini. Ya sama kayak aku, dia selalu merasa bersalah jika merepotkan orang tua kami. Dia juga menuliska bahwa kadang orang itu tidak bisa merasa puas. Intinya dia menuliskan jangan mengeluh, bersyukur, dan ikhlas lah dalam mengahdapi hidup. Sesakit apapun kondisinya, tugas sekolah nya gak pernah terbengkalai loh. Bahkan disuruh cuti sekolah aja dia gak mau. Hingga tepat dibulan maret 2012, tepat ketika kami dikelas 2 SMA dan 5SD, kondisi kami sama sama lagi kacau. Kami berdua lagi batuk kering. Dimana kondisi ginjal adikku sudah mulai membaik. Namun jalan Allah memang gak pernah terduga. Ketika kondisi ku membaik, justru Suci malah memburuk. Hb nya hanya berjumlah 8. Sedangkan hb normal aja 12. Akhirnya dokter menyarankan untuk memasukkan adikku kerumah sakit. Dan dia harus dtransfusi darah sebanyak 6 kantong. Jujur saja aku miris dengan keadaan, aku yang masih belum sembuh bisa apa? Bisa diem doang dan merasa gak berguna. Mau transfusi umur aja belum cukup. Akhirnya kita beli darah di PMI. Namanya transfusi . kadang cocok kadang enggak. Okay. Perjalanan menyakitkan hampir dimulai lagi nih. Bunga yang gak pernah menangisi keadaan kecuali kalau lagi sakit, nangis lagi. Kenapa gak aku aja yang sakit lagi. Kan udah biasa, dia masih terlalu kecil buat merasakan. Kadang rencana Allah yang lebih baik belum tentu kita bisa terima. 3kantong yang sudah ditransfusi terhenti karena tubuh adikku tidak kuat. Dia kejang berapa menit sekali. Hingga kejang terparahnya berefek panjang. Kejang terparah menjadikan dia tidak bisa melihat sesaat. Kami ber3 menangis. Entah aku salah mendengar atau tidak, ketika kejang terparah, aku mendengar ucapannya, “ yah kayaknya entar lagi Suci udah mau mati”. Gimana gak tambah nangis, digituin sama adik yang selalu ngurusin aku waktu sakit.  Pada hari itu juga, aku mulai merasa ada yang aneh dari adikku, mulai dari perkataannya yang ingin pulang terus, dan berkata kalau dia akan sembuh. Dan ketika aku bertanya apa yang dia rasakan ketika dia sakit, dia selalu berkata, enak. Helloooo, mana ada yang bilang sakit itu enak. Itu menandakan kalau adikku baik. Hingga tiba saatnya kondisinya memburuk ditengah malam. Dan pada waktu itu aku gantian berjualan dan mengurus rumah beserta isinya. Termasuk kedua adikku yang masih mungil – mungil.

Malam itu menunjukkan pukul setengah 3 lebih. Ketika aku hendak makan, setelah tak makan karena khawatir dengan kondisi adikku, telpon ku berdering, ibuku menangis. Tak pernah terlintas bahwa aku harus kehilangan adikku. Dan akhirnya aku menangis lebih parah daripada kedua orang tuaku. Aku kehilangan teman hidup yang paling berharga. Orang yang pernah mengurusi ku ketika aku sakit hingga sesehat ini pergi terlebih dahulu. Tangisku menuju rumah sakit semakin keras. Dalam hati mengapa cobaan bertubi. Harusnya aku lebih kuat daripada orang tuaku. Tapi justru aku yang paling parah menangis. Menangisi kesalahan, menangisi kenapa saat terakhirnya aku tak disampingnya, menangisi mengapa aku tak bisa mengurusinya hingga sembuh, menangisi apa yang kita rencanakn ketika lulus tak akan tercapai. Aku menyalahkan keadaan. Menyalahkan semua perawat. Dan mengamuk hebat dirumah sakit. Ayahku hanya diam, melihat ku sperti itu. Ibuku hanya menangis disudut ruangan. Paman Jack datang, semua datang kecuali paman Rico yang sedang mengalami masalah berat diluar sana. Aku tak mempedulikan orang –orang disekitarku. Aku hanya menangisi jenazahnya. Jujur ini lebih menyakitkan dari pada sesak nafas bertahun – tahun.

Sore itu pemakaman selesai. Banyak tamu yang berdatangan. Kedua adiku mulai sadar bahwa mereka telah kehilangan seorang kakaknya. Dan sore itu juga kami menemukan sebuah karya. Suci selalu mengikutiku. Dia suka menabung, suka membuat cerita seprtiku, dan meniruku berjualan. Karya cerpennya yang menceritakan awal perjuangan nya melawan rasa sakit yang tak pernah ia keluhkan. Dan kami harus memulai lembaran baru dimana kami memulai perjalanan tanpa 1 aggota. Ikhlas itu sulit guys! Sejak itu kami menjadi lebih pendiam. Aku cenderung lebih malas, ayah dan ibuku hanya menangis, kedua adikku menjadi melamun. Harusnya aku lebih kuat karena aku anak pertama yang bakal menopang beban lebih hebat daripada beban ini. Tapi faktanya aku tak sekuat biasanya. Aku justru selalu cekcok dengan ibuku karena perubahan ku yang belum bisa menerima keadaan.

Kami mulai membiasakan diri tanpa Suci. Namun pahit nya hidup kami, belum berhenti. Selang setahun kami ditampar kabar buruk lagi, kakak dari ibuku terpeleset dan karena kondisi mental nya yang tergolong kurang karena korban kekerasan kakekku dimasa mudanya, dia hanya diam, keterbatasan pengetahuan menjadikannya menganggap hal sepele. Hingga pada akhirnya beliau dirwat dirumah sakit. Dan meninggal dunia, karena pembekuan darah diotak. Dan dua anggota keluarga kami mendahului kami. Om Rico tak menghadiri lagi pemakaman tersebut.  Karena kondisi rehabilitasi yang harus ia jalani selama beberapa tahun. Betapa kurusnya ibuku saat ini. Selang setahun kemudian kakekku meninggal karena sakit keras. Dan menimbulkan pertikaian antara ibuku dan om Jack. Aku dan ayahku hanya bisa menghibur ibuku tanpa bisa ikut campur. Sungguh parah om, kelakuanmu, disaat kehilangan masih saja sempat –sempatnya perhitungan, apalah arti uang dibandingkan saudaramu om? Lebih memilih keluarga istri dan harta dibanding keluarga sendiri yang merelakan jerih payahnya untukmu hingga berhasil. Entahlah, aku semakin merasa gila merasakan hal ini. Selang setahun kemudian aku kehilangan tanteku karena pendarahan hebat saat melahirkan anak keduanya. Bayangkan ibuku kehilangan 4 saudara kandung, ayah, anak, kakak dan adik. Bahkan orang yang spendapat saja tidak bisa ada disampingnya dan menyaksikan pemakan ke4 saudaranya.

Hari terus berlalu. Sampai pada akhirnya aku tak pernah main jika dirumah. Ayahku ayah yang kuat. Mendampingi seorang istri yang begitu hebat tamparan hidupnya. Dan aku mempunyai beban berat. Tak punya rumah, harus bisa membanggakan diri untuk orang tua, dan benar –benar sebagai panutan. Sejauh ini kami tak hanya lelah, karena cobaan, kami kemalingan berkali – kali, ban mobil ayah hilang ke4 nya dan sebagainya. Bisa jadi, mungkin kami kurang mensyukuri. Tapi entahlah, justru orang yang mendapat cobaan, katanya orang yang memang disayang sama Allah. Diusiaku yang beranjak dewasa, aku selalu menjadi tempat keluhan ibuku, teman –teman organisasiku, belum lagi kakak – kakak angkatku. Terkadang ketika waktu main tiba, dan aku harus pulang untuk membantu orang tuaku, aku merasa kurang beruntung. Mengapa aku tak seberuntung mereka yang bisa bermain diluar sana sepuasnya tanpa memikirkan darimana uang yang mereka dapatkan untuk bermain? Mengapa aku tak seberuntung mereka? Aku merasa begitu jika aku mencapai titik jenuh. 1 hari pun tak pernah terlewatkan untuk mencari uang oleh orang tuaku. Karena masih ada beban besar yang harus mereka topang hingga aku sudah bukan tanggung jawab mereka. Aku yakin aku kuat. Dimana aku harus memikirkan beban banyak, bahkan kesehatanku sampai tak pernah ku pedulikan. Terlebih lagi ketika aku terlibat masalah hati dan cinta. Benar –benar mengganggu kuliahku.


Aku mencoba belajar dari semuanya. Apapun yang kita hadapi, berjuang itu perlu. Jangan pernah iri dengan keadaan. Bisa jadi harusnya aku bangga bisa merasakan masa tersulit yang belum orang lain rasakan. Hmmm hidup itu gak terduga loh guys. Mungkin banyak yang mengiraku boros, tak pernah bersedih, selalu bahagia. Hmmm, ada kalanya orang menutupi masa tersulitnya dengan kegembiraan yang ia ciptakan untuk orang lain. So La Tahzan guys!

***

Alhamdulillah sudah pada selesai bacanya kan, sungguh cerita yang menguras hati ya. Oke, saatnya saya ikut melengkapi kisah yang dibagikan dek Bunga ini dengan memberi komentar positif.

Sesulit apapun keadaan kita, dengan bersyukur kepada Tuhan kita akan menyadari bahwa ternyata masih banyak orang-orang yang kurang beruntung di luar sana. Kita beruntung masih ada hal yang kita miliki, sedangkan orang lain tidak. Kita juga bisa belajar dari kisah Bunga bahwa meskipun keadaan kita sedang berada di posisi yang serba sulit, pasti ada jalan keluar jika kita mau berusaha keras dan bersungguh-sungguh dalam berusaha. Ketahuilah bahwa tidak ada usaha yang sia-sia :)

Satu lagi. Keluarga adalah hal yang berharga di dunia. Keluargamu adalah tempat kamu kembali, mereka adalah sebaik-baik tempat untuk pulang, tempat bercerita dan membangun asa. Oleh karena itu, perlakukan keluargamu dengan perlakuan yang sebaik-baiknya, karena keluargamu tidak akan pernah meninggalkanmu. Jaga keluargamu, maka keluargamu ada saat kau membutuhkan.

Sekian :) Thanks for patiently reading ...

Sabtu, 09 Mei 2015

Galaunya Cewek

Seseorang yg udah aku anggap adek sendiri (akhirnya aku nge-friendzone orang brooo :v ) curhat ke aku dalam bentuk yang dia anggap sebagai cerpen. Karena menurutku bagus, aku minta ijin buat dia untuk aku pos di blogku dengan mengganti semua nama yang ada kecuali namaku sendiri. Ceritanya agak panjang, jadi baca sambil refreshing ya. Setelah cerita selesai, ada review dari aku, baca juga ya.

Oke, Ini buat kalian-kalian yang pengen mbaca kisah cewek kalo lagi galau, Check this one out :)

***

Sore itu aku kembali kekos seperti biasanya, dengan keadaan lelah, dan pastinya tengah malam. Yes! Tepatnya kura – kura bisa menjadi julukan ku. Sebut saja namaku Bunga, mahasiswa tingkat 2 yang banyak tugas dan menyibukkan diri dengan organisasi kampus yang menguji kesabaran. Yeah, aku mengikuti 2 ormawa yang tingkat kesibukannya lebih tinggi dari pada mengerjakan tugas kuliah, bahkan menjadikan ku lupa tugas dan terkadang melalaikan kuliah, eitss tunggu dulu, aku tak seburuk dan semalas itu, walaupun sibuk ibadah dan tugas rumah juga gak kalah buat menyibukkan diriku.

Okay balik lagi ke siapa aku yang sebenarnya, hahah, aku Bunga anak pertama dari 4 bersaudara, masih imut, kayak anak kecil, suka menghibur, lucu, sering jadi tempat curhatan orang, selalu riang, supel, tapi badmoodnya minta ampun kalau udah badmood. Dan yang paling buruk aku bisa dibilang lemot tingkat dewa kali ya kalau udah banyak pikiran. Aku kuliah disalah satu perguruan tinggi negeri yang cukup favorit dijawa tengah. Mengapa aku mengikuti 2 organisasi? Mungkin kebanyakan orang lebih menyibukkan diri dengan bermain, pacaran, hangout bareng temen, dan entahlah mungkin lebih banyak buruknya. Tapi beda dengan ku, aku lebih suka berdiam diri, bermain hp, baca esay atau artikel yang memotivasi, ataupun nongkrop buat memperbaiki gizi hingga pada akhirnya badanku melebar, hahah, bahkan disaat orang lain bermain ketika liburan aku hanya terdiam menikmati masa sulitku bersama keringat kedua orang tuaku, its oke, toh hasil keringat ku dan orang tua ku aku juga yang menikmati, its simpel. Dari karakterku yang udah aku sebutin ada yang unik loh, aku lebih mudah akrab dengan orang yang lebih tua dibanding teman sebaya, eh tapi tergantung juga sih. 

Sebagian remaja pada umumnya pasti banyak yang sudah punya pacar kan guys, bahkan ada juga udah gonta ganti pacar kayak gonta ganti sikat gigi, haha. Dan itu menjadikan orang heran terhadapku, banyak teman, mudah akrab dengan orang, tapi pacaran aja belum pernah. Okey, mungkin dalam hal foya foya dan sejenisnya aku memang belum beruntung, tapi aku enjoy dengan keadaan. Dan hal itu menjadikan ku sibuk untuk organisasi. Dan disini cerita hidupku dimulai.

2 tahun yang lalu aku diperkenalkan dan didekatkan oleh mantan pacar sohibku. Tepatnya kelas 3 SMA, bayankgan 3 tahun se SMA kenal h-4bulan lulus, hahaa. Disitu aku pernah mengagumi dia, walaupun kita sedekat pertemana yang tidak sewajarnya karena hampir tiap hari dia main kerumahku, pada akhirnya kita hanya teman dan aku sulit move on. Yah, kasihan ya, udah gak pernah pacaran, sekalinya suka, Cuma dimanfaatin buat balikan sm mantan. Tp dari sini aku banyak belajar, biarpun aku menyukai orang, kalau memang bukan jalannya ya pada akhirnya niat buruk akan terungkap, cielaah, bahasa ku kok alay ya..haha.  Sampai aku bisa menemukan orang dan keluarga baru yang menghiburku, seperti Mamah, Angel, Icha, Melati, dan kakak tingkat ku yang gak kalah beken kayak alumni 2 tahun diatasku dan mantan gebetan yang bakal aku ceritain nih.

Singkat cerita aku masih belum bisa melupakan mantan pacar temenku itu sih, bukan karena mengagumkannya, tapi karena setiap apa yang aku lakukan dirumah hampir aja ada dia. Eits jangan galau Bunga! Dalam hati aku selalu berkata jika waktu sedih ku tiba kalau Galau itu meruntuhkan semangatmu dan mengganggu konsentrasimu. 

Sembari kuliah dan kesibukan ku di 2 organisasi menjadikan ku melupakan segalanya hingga aku dipertemukan disebuah proker dan cerita cinta yang tak kalah buruknya dan lebih menyakitkan dan perantaranya adalah isalah satu ormawa yang aku ikuti, sebut saja proker itu Pelatihan Chandradimuka . Dari sekian kakak tingkat yang aku kenal dan akrab denganku ada 1 kakak tingkat yang paling aku benci, hmmm lebih tepatnya mungkin aku gak cocok kali yak sama dia, udah disapa gak pernah welcome, item, disalamin dari penggemarnya aja aku dicuekin. Sebut saja namanya Bambang. Jelek banget ya namanya, haha, ya iyalah, kan disamarkan. Selang berapa lama setelah kenal dan masuk dikepanitian yang sama presepsi ku tentang dia jadi hilang,  aku jadi lebih sering bercanda sam a dia kalau lagi diposko ataupun ketemu. Yaa apalagi semua temen deketnya dia juga deket sm aku,eh tapi tunggu dulu. Kak Bambang ini dia punya kisah cinta yang bisa dibilang amazing loh, pacaran 4 tahun putus 2 kali karena orang ketiga dan ketika bisa welcome sama aku disaat dia proses move on dan udah putus. Move on setahun itu memang kadang gak cukup kalau emang gak ada niat yang kuat loh ternyata. Tapi balik lagi sih, kalau emang jodoh mau berusaha move on kayak apa juga akhirnya balik lagi, bisa jadi juga sebaliknya, mau berusa mendekat seperti apa kalau emang bukan berjodoh yaa hilang ditelan banjir tuh perasaan, hahaa. Semakin lama ini cerita bakal jadi alay nih.

Karena kita sama – sama 1 kepanitian dan jaga pos mental, kita jadi sering bbman, terlebih lagi kak Bambang habis ulang tahun jadi banya hal yang bisa dibahas, salah 1 nya minta traktir, mungkin beberapa orang mikir jelek tentang aku kalau terlalu berani minta ditraktir, whatever sih ya, hidup hidup ku juga, yang penting banyak orang yang nyaman sama aku udah cukup buat aku. Proker yang terlalu banyak menjadikan fisik ku tidak terlalu kuat hingga pada akhirnya aku sakit dan aku meminta tolong kepada kak Bambang untuk memantau segalanya yang berkaitan dengan pos mental. Alhasil dibalik itu kak Bambang selalu memaksa teman-teman untuk tidak mengganggu istirahat ku dan memaksa anggota yang lain untuk membiarkan ku istirahat. Waktu terus berlalu, aku dan kak Bambang semakin dekat, namun aku tak pernah menyadari bahwa sebenarnya kak Bambang nyaman denganku dan memperhatikan setiap gerak geriku, begitu juga sebaliknya, aku pun semakin nyaman dan melupakan presepsi buruk ku tentang dia. Hingga proker pelantikan anggota baru selesai, kami pun semakin dekat hingga akhirnya kak Bambang mau mentraktirku. Sejak pertemuan ketika mentraktir karena perjanjian dan percakapan kita, aku semakin dekat dengan kak Bambang, bahkan hampir tiap hari selalu berkomunikasi dengan kak Bambang. Hari terus berlalu, tanpa aku sadari kenyamananku menjadikan ku memiliki rasa yang berbeda. 

Eits tunggu dulu, sebelum lanjut kecerita selanjutnya, aku juga dekat dengan orang yang sebelumnya dia biasa biasa aja menjadi alim loh guys. Aku salut sih sama kak Budi, kak Budi itu salah satu senior ku yang paling aku kenal sebelum aku ikut organisasi ini nih, ya dia baik, perhatian, dan sering ngingetin aku tentang berpakaian dan ibadah sih, yang aku gak pernah menyadari adalah dia mengagumi ku, dan aku tau tapi aku tak pernah menganggap nya serius, hanya saja pernah percakapan kita menjadikan kita salah paham berkelanjutan, no problem, Bunga itu orangnya supel, seburuk apapun keadaan, selagi dia benar, Bunga gak pernah mau ngalah, tapi kalo karena salahnya Bunga, Bunga bakal perbaikin sampai kadang lupa makan lupa tidur loh, Bunga mah gitu orangnya, hahaha. Dan ketika aku dekat dengan kak Bambang aku juga sangat dekat dengan kak Budi. Karena kak Budi sering mengingatku dalam hal ibadah, aku tak pernah mempedulikan perasaannya, yang aku tau, dan yang ingin aku tau, aku punya kakak yang baik, yang mau membinmbing ku untuk ke hal lebih baik, jujur saja, sedekat itu aku dengan kak Budi, aku tak pernah merasakan kenyamanan seperti nyamanku dengan kak Bambang, karakter kak Budi yang lebih suka menyindir, menjadikan ku tak pernah mempedulikan perasaanya, dia pun tahu hal itu, bahkan tak pernah mempersalahkannya.

semakin hari, keakraban ku dengan kak Bambang bertambah, hingga pada akhirnya kak Bambang menyatakannya perasaanya kepadaku dan mengajakku untuk membangun komitmen, pertama kali ditembak cieee, haha, gak gitu juga sih ya, dikala saling mengagumi dan saling menyayangi hal seperti itu sangan membahagiakan kali ya. Namun karena aku belum pernah pacaran dan lingkungan ku yang baik, aku tak menerimanya. Pertimbanganku terlalu banyak, belum pernah pacaran, lingkungan yang baik, karena kita sama – sama ada yang menyukai dan intinya ita menghargai keadaan dan tak ingin memperburuk suasana. Aku mengungkapkan segala perasaanku kepada kak Bambang . Walau aku tak menerima untuk berkomitmen dengannya, dia menghargai keputusan ku, dan dia memaklumi. Kak Bambang berkata, ga diterima gapapa, asalkan kita saling percaya. Dan karakterku yang terlalu polos menjadikan ku meng-iyakan segala percakapan orang kasmaran. Sejak itu aku jadi sering makan bareng sama kak Bambang, smsan, bahkan telfon telfonan, kata temanku sih ya, kita melebihi orang pacaran, hmmm, bagiku pacaran apa gak sebenarnya gak ngaruh juga sih. Orang kita juga Cuma sering makan bareng, kalau gitu sohib aja bisa kali, haha. 

Dalam hal ini aku kak Bambang dan kak Budi terbuka, namun pada akhirnya kak Budi membuatku menangis karena dia tak ingin aku dengan kak Bambang. Mungkin ini bisa dibilang kabr baik ataupun kabar buruk. Padahal kakak cantik ku, kak Melati mendukungku dengan kak Bambang. Hmmm, hidup emang gak bisa dikira boss! KakBudi sempat nyuekin aku loh gara2 hal ini. Tapi dasarnya orang ngerti agama gak mungkin mau marah lama – lama kali ya.. haha, pada akhirnya aku dan kak Budi masih baik – baik aja. Tetap sering sharing, cerita, bahkan gak ada bedanya sama yang dulu, hanya saja kita jarang komunikasi karena intesnistas ketemu kita dan kesibukan kita jauh berbeda dari sebelumnya.

Kak Bambang selalu cemburu kalau aku lagi sama temen ku yang namanya wibi loh. Haha, dia mah gitu orangnya. Jujur saja walaupun aktifitasku sering diperhatiin sama kak Bambang  terutama kesehatanku yang gampang ngedrop, tetep aja, kadang dia menyelipkan masalalu bersama mantan, kadang juga aku sih yang bikin dia inget, haha. Sejauh ini, aku kadang masih gak yakin dengan kak Bambang, apakah benar benar sayang atau Cuma buat pelmapiasan atau Cuma buat pelarian, aku gak ngerti. Sampai pada akhirnya 3 bulan punya hubungan lebih, udah nangis berapa kali karena diingetin kak Budi, dan aku nya masih gak peduli sama omongan kak Budi, kak Bambang pun menjauh. Entah karena apa, aku gak ngerti. Dan alasan pertama, katanya gak suka kalau punya hubungan diganggu. Padahal Cuma salah paham. Hingga suatu ketika ada acara makan – makan, aku buka hpnya kak Bambang, aku jadi gimana gitu, baca smsnya mantannya kak Bambang yang ngarep kak Bambang lagi. Helloo mbak, kemarin – kemarin kemana aja, dia udh proses move on masih aja kamu ganggu, walaupun aku ada hubungan yang terikat tapi aku sama dia udah berusaha buat saling percaya, yang hal itu berakhir karena kamu muncul lagi mbak pikirku dalam hati. Padahal tu yah, kak Bambang itu pernah bilang kalau dia gak akan balik buat mantan, dan sebagainya. Ternyata, memang dasarnya orang baik, ya bakal baik akhirnya, walaupun jalannya menyakitkan. Kak Bambang hanya ingin menjadikan ku teman, dari pada sayang nya cuma  setengah – setengah katanya. Kak Bambang terlalu baik sama mantan, sampe – sampe ketemu aku aja ditnggal balikan, dia mah gitu orang nya! Haha.

Tau gak si guys, sejauh aku sama kak Bambang deket dan sering makan bareng dan yang lainnya, dia belum bisa move on karena mantannya balik lagi. Gila!!! Sesakit apa coba hati ku, dan akhirnya aku nangis 2 hari sampe mata dan pipi gak ada bedany nih, sama sama bengkak, haha. Kenapa aku nangis? Ya gimana gak nangis, orang dia menjauh tiba-tiba tanpa alasan. Sampai pada akhirnya aku dimarahin sama kak Brian, kak Melati karena kelakuan kak Bambang. Pada akhirnya sih ya, perang pm bbm yang bikin kak Bambang mengakui semuanya. Kataku sih ke kak Bambang gapapa, dan ujung –ujungnya aku sakit kena gejala typus kurang lebih seminggu dan turun 10 kg loh berat badanku. Kasih banget sih kamu Bunga. Bener bener gak beruntung dalam hal cinta. Pada awalny sejak pengakuan itu sih kak Bambang masih welcome kalau ketemu. Tapi lama – kelamaan kita jadi canggung kalau ketemu. Masalah nambah berat badan pun kurang. 

Masalah demi masalah pun bertambah. Aku pun didekatkan sama seorang alumni yang lebih miris dari aku, yah dia rada rada stres sih, lelbih parah dari aku kalau menurutku, haha. Sebut saja namanya om Sofiyan. Dia selama ini lebih sering aku curhatin kali ya, karena aku tahu, sejauh ini teman – temanku dan kakak – kakak angatku lelah bagaiman agar aku tak terlalu larut dalam kesedihan. Terutama kak Melati dan kak Brian. Hmmm, dalam hati aku selalu berkata, kak Bambang, mana kepedulian mu yang dulu tak pernah kurang sedikitpun,  sakit itu pasti ada lah yaaa. Kalau gak gitu gak hidup dong namanya. Karena kak Bambang udah hampir wisuda. Sebenarnya aku ingin datang dan kasih barang buat wisuda kak Bambang, tapi apa boleh buat, kenangan mantan terlalu hebat, sampai ketemu orang sebaik aku aja ditinggalm haha, mantannya datang dan foto bareng lagi, aku hanya bisa tertawa, memberikan ucapan selamat, dengan perasaan tersayat. Cielah Bunga jadi lagi sastrawan dadakan! Gak Cuma mantan kali ya sekararng, bahkan udah jadi calon istri mungkin ya! Hah! entahlah

Karena sering canggung kalau ketemu, perang pm pun sering terjadi dibbm tanpa disadari. Tanpa ku ketahui, facebook ku diremove sama kak Bambang. Mungkin aku terlalu freak kali ya. Hal ini menjadikan kak Melati memarahi ku. Dan pada akhirnya bbm ku pun juga didelcon. Bungaa, penderitaanmu bertambah.  

Aku hanya bisa menyimpan kekecewaanku, menagispun sudah tak ada artinya, ketika aku ingin mengiyakan apa yang dia inginkan justru dia berlari menjauh. Sampai aku merasa aku freak dll, dan terkadang aku menyesal, kenapa aku tak dari dulu ingin menerima kak Bambang, kadang aku juga merasa bersalah dengan kak Budi. Sekarang bisa apa coba, pikiranku tak kalah kacau seperti sebelumnya, kalau dulunya kacau karena 2 organisasi yang aku ikuti, sekarang kacau karena cinta, kadang aku ingin memilih menjadi Bunga yang tak peduli cinta daripada harus terluka karena cinta. Hmmm, aku memang bisa dibilang mudah buat akrab sama orang, namun dari sekian yang dekat, bahkan hampir setiap orang yang kenal denganku, aku tau privasi mereka sendiri – sendiri, bahkan sampe privasi yang emang aku gak patut tahu aja, aku tahu. Mungkin hidup memang ada jalan indah masing –masing, banyak hal yang bisa aku ambil sih kalau dari pengalaman sakit hati ku ini, intinya kalau belum ngelamar itu belum pasti,hahah. Harapanku sih cepet move on. Jangan sampe kayak om Sofiyan, jadi stres berkelanjutan entar. Hahaa. Sepertinya aku lebih baik jadi temen curhat, temen ngobrol dan temen makan kali ya, dari pada somthing spesial, hmmmm belajar dari pengalaman dan ikhlas itu mungkin kunci utama dan jawban dari sebuah pertanyaan yang masih tersisa. Semoga kita bisa baikan kayak dulu kak Bambang. Bisa bercanda sewajarnya kayak Bunga sama kakak – kaka yang lain. 

Semoga orang lain yang merasakan hal yang sama bisa tabah kayak aku, hhaha.untungnya ajaa aku punya kakak kakak yang sabar dan bener – bener peduli. Aku yakin Allah tahu yang terbaik buat hambanya mungkin ketika aku lagi kuat aku gak mau bersedih, karena terlalu larut dalam masalah ini mengubah kepribadianku sepertinya. Dan yang aku fikirkan sekarang adalah memperbaiki semangatku dan fokus pd perubahan. So LaTahzan!

***

Okay, ada 2 hal yg aku garis bawahi dalam kisah yg dibuat temenku ini langsung saja :

1. Ceritanya dia cukup mirip sama ceritaku, yang intinya sebuah Hubungan Tanpa Status (HTS) yang harus berakhir dengan ending yang sangat Tragis ! Bahwa ternyata kami sama-sama menjadi pelampiasan kepada mantan pacar. Sungguh, tidak ada cinta yg lebih menyakitkan daripada cinta semu, kita dicintai seseorang karena dia ingin melupakan bayang-bayang orang lain, atau dia ingin terus mengingat orang lain yang sebelumnya ia cintai. Kalau menurutku bro, sebenarnya si dia tidak pernah tulus mencintai kita, tapi mantannya ! Apapun alasannya, cinta semu pelampiasan model kayak gini hanya menyisakan sesal di satu pihak, dan sakit di pihak lainnya. Saranku : Hindari ! Jangan pacaran, langsung Lamar (y) itu namanya baru LAKI !

2. Dia mendeskripsikan aku sebagai orang yg sinting karena cinta -_- sejujurnya saya (agak) setuju sama hal ini sih. Sejak si doi ninggalin aku, udah ada beberapa wanita yang dengan sangat terpaksa aku friendzone gara2 aku gak mau mengulangi kesalahan yg dia buat ke aku (baca poin 1). Padahal ada yang lebih baik, ada yang lebih cantik, ada yang berasal dari keluarga yang serba cukupan (warisannya banyak), ada yang agamanya kuat, tapi semua lewat gara2 aku takut menyakiti mereka seperti kamu menyakitiku. Setiap ada cewek yg menurutku mencoba deket, aku pasti ngasih tau mereka kalo aku gagal move on, dan mereka akhirnya menjauhiku perlahan-lahan. Yah, setidaknya mereka tidak membenciku gara2 memberi harapan palsu, kan :)

Oke, segini dulu ceritaku kali ini ya :) Thanks for reading ...

Jumat, 08 Mei 2015

Mimpi Tentangmu

Hey, apa kabarmu jauh di sana ? Semoga kamu tidak membaca blog meresahkan ini :)

Baru aja aku terbangun dari tidur siang gara-gara gak ada kerjaan di kantor, dan langsung kepikiran kamu ketika bangun. Bukan gara-gara kangen tapi aku baru aja mimpi aneh tentang kamu. Bukan mimpi mesra seperti biasa, tapi mimpi yang membuatku berpikir. Berpikir tentang kamu lebih jauh dari biasanya. Sebuah mimpi tentang kamu yang sebetulnya sangat tak ingin aku impikan.

Begini mimpinya :

Singkat cerita kita sedang terlibat chatting, aku tidak terlalu ingat detail mengenai apa yang kita perbincangkan, namun di tengah chatting entah sengaja atau tidak, aku mulai mlipir pembicaraan ke arah yang sensitif : rasa yang tersisa dihati kecilku dari masa lalu kita. Arah perbincangan kita mulai menjurus dan terus menjauh menuju ke arah yang tak kamu inginkan. Sampai pada suatu titik perbincangan dimana kamu akhirnya berkata padaku untuk benar-benar merelakan kamu. Chatting pun berhenti begitu saja.

Aku yang galau kemudian menceritakan chat barusan kepada seorang kawan, seorang perempuan, ya belakangan aku memang lebih nyaman sharing dengan lawan jenis. Setelah curhat melalui chating panjang lebar, dia akhirnya marah besar dan memberitahukan segala keburukan-keburukan milikku yang dia ketahui. Aku heran sekali darimana dia tau tentang semua keburukan yang kusimpan rapat-rapat ? Dia marah sekali hingga akhirnya dari kemarahannya aku sadar 3 hal. Bahwa aku mencintai kamu dengan cara yang salah, Bahwa percuma aku peduli pada seseorang yang tak lagi peduli padaku, Bahwa rinduku padamu tak akan pernah, Tak Akan Pernah terbalas.

Aku yang menyadari 3 hal ini kemudian berterimakasih kepada kawanku dan memutuskan untuk mengirim satu pesan terakhir untukmu sebagai ucapan permintaan maaf, terima kasih, dan perpisahan setidaknya untuk yang terakhir kali sebelum aku memutuskan untuk Move On (HILANG). Tapi belum sempat aku mengetik, aku terbangun dari mimpi yang mengejutkan ini.

Begitulah mimpiku kawan.

Ketika aku bangun, aku mencoba untuk mengabaikan mimpi ini dan mencoba menghubungimu. Obrolan ringan terjadi, kamu menceritakan padaku tentang mimpi-mimpimu tentang masa depan yg cerah dan aku berusaha menanggapinya dengan (sok) bijak. Tapi mungkin saja kamu menangkap sedikit perhatian yang tersirat dalam pesan yang kuberikan. Mungkin saja kamu takut akan cerita lama, atau kamu memang tidak punya waktu untuk menanggapi obrolan remeh-temeh semacam ini, sehingga kamu memilih menghindar dan malas menanggapiku. Obrolan selesai.

Aku kemudian memutuskan untuk menceritakan mimpiku kepada kawan yang sama dengan yang ada dalam mimpiku, dan dia hanya tertawa ringan saja menanggapinya. Obrolan kami berlanjut tentang kamu, tentang mantan gebetan kawanku, tentang dilema dua orang teman yang sedang gagal move on. Sampai ketika aku bilang padanya bagaimana rindunya aku padamu, dia marah. Ya, dia marah dan bilang bahwa aku Freak ! Hanya aku pria yang ia kenal selama pergaulannya yang bisa merindukan seseorang sampai sebegitunya. Dia menilai rinduku padamu sudah mencapai level nggak sehat. Dia sebetulnya termasuk dekat dengan pria lain karena supel, dan beberapa kawannya menceritakan kisahnya & curhat padanya juga. Tapi baru aku saja yang menurutnya sudah kelewat merindukan kamu sampai Gak Waras !

Aku kaget bukan main. Hey, bukankah ini terlalu mirip seperti yang terjadi dalam mimpi hari ini ? Mirip banget, iya kan ? Aku betul-betul kaget bukan main. Sambil meminta maaf kepada kawanku dan lagi-lagi menyadari 3 hal yang kusadari tadi dalam mimpi. Temanku memang akhirnya memaafkanku, dan obrolan terhenti karena sudah terlalu malam.

Selanjutnya adalah bagian dimana aku ingin mengirimkan ucapan perpisahan tapi nggak jadi karena aku bangun. Ada 3 spekulasi yang aku buat mengenai hal ini, karena hal ini belum terjadi, maka jangan terlalu memikirkan bagaimana sebenarnya endingnya.
1. Aku bermaksud akan mengucapkan salam perpisahan kepadamu, tapi gak jadi karena ternyata kita berdua berjodoh (ending favorit gue banget) sehingga tidak perlu ada kata berpisah diantara kita
2. Aku bermaksud akan mengucapkan salam perpisahan kepadamu, tapi gak jadi karena ketika aku akan mengungkapkan salam perpisahan, ternyata kamu sudah menggandeng kekasih di depan mata atau ada alasan lain (ending nyesek), sehingga aku memutuskan untuk berpisah tanpa kata perpisahan
3. Aku bermaksud akan mengucapkan salam perpisahan kepadamu, tapi gak jadi karena waktu proses menyampaikan salam perpisahan itu aku udah ada di dunia yg berbeda (meninggal ???) mengingat yang menyudahi mimpi itu adalah aku terbangun di tengah jalan yang artinya aku berpindah alam dari alam mimpi ke alam nyata. (ending horor)

Entahlah.

Memang ini masih misteri, karena bagian ini memang belum resmi terjadi, makanya ayo kita anggap saja bagian ini sebagai misteri Ilahi saja, dan biar Allah Yang Maha Tau saja yang mengetahui maksudnya. (Meski ada banyak hal yang berkecamuk dalam otakku pada mimpi bagian ini, terlebih karena aku pernah beberapa kali mengalami De-javu dan menafsirkan mimpi seorang kawan, dan katanya sebagian cukup terbukti kebenarannya.)

Terlepas dari apa yang terjadi setelah mimpi ini, aku tidak ingin berpisah dulu, tidak untuk saat ini, deek. Aku masih ingin memberikan perhatian padamu meski tak akan kau balas. Aku masih ingin membantumu menyelesaikan segala urusan kuliahmu dan melihatmu wisuda jurusan dengan pakaian syar'i dan wisuda pusat memakai baju toga dengan perasaan lega dan bahagia. Aku ingin menemanimu melewati masa-masa sulit. Aku ingin kamu berbagi semua masalah-masalahmu padaku, sehingga kita bisa menyelesaikannya bersama. Untuk itu aku tidak ingin berpisah dulu, meski Allah memang harus memisahkan kita pada akhirnya.

Deek, semoga kamu tidak membaca ini :)

NB : http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/fajarrusdiyanto-gmail-com.htm#.VUu43I6qqko
berikut link mengenai tafsir mimpi yang saya comot dari Google. Mengenai kebenaran yang disampaikan didalamnya, hanya Allah yang tau.

Sabtu, 02 Mei 2015

Hukum Mati Bandar Narkoba !

Masih heboh sekarang ini mengenai terpidana mati kasus narkoba yang dieksekusi tembak mati di pulau Nusakambangan. Yang paling terkenal adalah terpidana mati Duo Bali Nine, Andrew Chan & Myuran Sukumaran WNA asal Australia. Mengenai tindakan hukuman mati kepada pengedar narkoba, banyak sekali yang merasa sangat bersyukur, pada akhirnya terpidana mati narkoba yang meresahkan ini dieksekusi setelah melalui proses lobi-lobi dari berbagai pihak. Namun tak sedikit juga yang mengecam tindakan Indonesia karena dianggap melanggar HAM.

Lantas, apakah mereka pantas mendapatkan hukuman Mati ?

Mari kita lihat dari berbagai sudut pandang. Mereka yang menganggap bahwa hukuman mati tak seharusnya dilakukan, adalah orang-orang yang membela dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM). Mereka beranggapan bahwa hanya Tuhan yang pantas memberikan hukuman mati kepada manusia. Sedangkan hukuman mati yang dilaksanakan oleh manusia kepada manusia dianggap tidak layak, atau sama saja dengan melakukan pembunuhan. Kata pembela HAM, narapidana terpidana mati adalah manusia juga, dan sudah sewajarnya mereka diperlakukan lebih manusiawi dengan mendapatkan Hak atas hidup mereka dan mendapatkan kesempatan kedua. Lagipula terdakwa sudah mendapat rehabilitasi dan memberikan banyak kontribusi positif selama masa rehabilitasinya di Lapas.

Di sisi lain, mereka yang Pro kepada hukuman mati beralasan bahwa terdakwa layak mendapatkan hukuman mati karena telah merenggut Hak Asasi Manusia lainnya yang telah mencandu barang haram yang dibawa dari negara asalnya. Mereka yang mendukung eksekusi mati melihat bahwa para tahanan kasus narkoba belum mendapatkan efek jera atas apa yang mereka lakukan. Sehingga ketika presiden mengumumkan bahwa Indonesia Darurat Narkoba dan menindak tegas terpidana mati kasus narkoba, mereka yang mendukung eksekusi mati merasa bahwa inilah bentuk keadilan. Para pendukung hukuman mati menganggap bahwa hukuman ini pantas untuk para terpidana. Karena mereka telah merenggut hak asasi manusia yang lain.

Itu tadi opini orang, lantas apa opini saya ? Jujur, dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya menyatakan setuju jika bandar dan pengedar narkoba dihukum seberat-beratnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika hukuman seberat-beratnya dari suatu negara adalah hukuman mati, maka saya perjelas lagi bahwa saya SETUJU !

Mengapa saya begitu ngotot setuju kepada pelaksanaan hukuman mati ? Karena seperti yang saya ungkapkan tadi, mereka telah merenggut hak orang lain untuk hidup lebih baik dengan memberi narkoba pada mereka. Dengan berbagai cara, berbagai modus, mereka perlahan tapi pasti menghancurkan banyak sekali generasi muda. Banyak nyawa yang melayang gara-gara mereka dengan sengaja memperjualbelikan barang haram tersebut. Dan yang lebih miris lagi, saya merasa sangat marah kepada mereka yang secara terang-terangan di depan media malah merasa bangga karena masih bisa mengedarkan narkoba bahkan di dalam Lapas. Saya harap ia  dapat mempertanggungjawabkan semua perbuatannya lebih berat lagi di Neraka atas apa yang telah ia lakukan.

Menurut saya vonis terpidana mati justru bisa lebih mendekatkan kita kepada Tuhan dan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik sebelum kita meninggal. Jika kita melihat terpidana hukuman mati setelah vonis, kebanyakan dari mereka justru menjadi pribadi yang lebih baik setelah mendapat hukuman mati. Mereka menjadi lebih dibutuhkan oleh masyarakat dengan berbagi ilmu yang mereka miliki. Mereka jadi menyadari kesalahan yang mereka buat dan mereka otomatis menjadi peringatan bagi siapa saja untuk tidak mengikuti jejak mereka.

Hukuman mati memang tidak akan pernah menghentikan peredaran narkoba di Indonesia. Selama ada kebutuhan akan barang haram tersebut, peredaran narkoba tak akan berhenti. Tidak akan pernah berhenti selama tidak ada satu hukuman yang akan membuat seluruh lapisan pelaku pengedaran narkoba menjadi jera dan takut. Hukuman mati, menurut saya adalah solusi jangka panjang untuk mengurangi peredaran narkoba di Indonesia.

Hukuman mati juga masih harus dikaji lagi. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan, seperti cara hukuman mati yang tepat dan manusiawi, ketentuan seseorang layak dijatuhi hukuman mati, dan masih banyak lagi. Tapi, selama belum ada hukuman lain selain hukuman mati yang mampu membuat efek jera dan efek kapok para bandar dan pengedar narkoba, maka hukuman mati adalah solusi terbaik bagi bangsa yang tengah dilanda Darurat Narkoba.

Sekian

Minggu, 26 April 2015

Pesta Bikini Habis UN, WHAT ?

Suatu hari yang tenang seperti biasa aku lagi asik-asik nonton tv di kantor. Tiba-tiba mak-je-ga-gik aku langsung terperanjat kaget lihat berita di TV, sumpah ! kaget banget lah yakin Bos ! Isi berita di TV itu soal Pesta Bikini ! Iya bro, pesta bikini yang diadakan oleh salah satu EO di Jakarta itu mengundang seluruh pelajar SMA yg telah menyelesaikan UN, judulnya "Splash After Class"

Penampakan Partynya

Saya nyoba kepo-kepo dan ternyata memang benar pada video iklan yang sudah diupload di youtube tertera dengan jelas terang benderang bahwa dresscode pesta ini adalah bikini atau summer dress ! Sudah bisa dibayangkan sendiri betapa "indah" pemandangan yang akan tercipta di sana ? Saya yang belum pernah melihat ABG cantik pakai bikini secara langsung di depan mata ini tentu saja sangat kaget dibuatnya. 

Toooh, jelas banget kan yang dateng disuruh pake bikini ?

Gimana nggak parah coba generasi Indonesia sekarang ini ! Belakangan ini kita sering banget kan, lihat di TV atau portal berita online. Setelah UN berlangsung, sangat banyak sekali siswa-siswi dua sejoli SMA bukannya berdoa supaya dinyatakan Lulus, atau berdoa supaya bisa masuk kulish di Perguruan Tinggi Negri, eh, malah kimpoi di hotel melati ! Udah gak asing juga kalo di berita sekarang, banyak banget kasus bayi yg dibuang sama ibunya yang masih pake seragam SMA.

Jaman aku SMA dulu tahun 2007-2010, jangankan pesta ajeb-ajeb pake bikini, Prom Night aja banyak orang tua teman yg tidak mengizinkan, bahkan ada males ikut karena harus mbayar. Pergaulan saya jaman SMA dulu, biasanya saya dan teman-teman dekat setiap pulang sekolah pasti ke warnet yang ada game center atau nongkrong di basecamp ekstra kurikuler (ekskul). Kalaupun pulang ke warnet, habis dari warnet pasti tetep ke basecamp ekskul juga :v karena memang sudah terlanjur sangat terlalu aktif banget di organisasi :v. Paling keren saya pernah nongkrong di Mall itu juga gara-gara ada teman yg ulang yahun dan nraktir Pizza Hut.

Meski saya cuma anak game center dan bisa dibilang cupu, bukan berarti saya tidak peka terhadap lingkungan sekolah saya lhooo. Jujur saja, pergaulan teman-teman masa SMA dulu secara umum masih baik dan masih sesuai dengan norma masyarakat yang ada. Misalnya kalau dahulu pdkt itu pasti malu-malu kalau di depan keramaian, soalnya kalo deket-deketan sama lawan jenis, pasti di cie-cie sama temen-temen, jadinya kalo ada yang pdkt pasti nggak ter-ekspose, tau-tau udah pacaran aja. Jaman dahulu kalau pacaran juga gak aneh-aneh, makan berdua di kantin tiap hari, kalo malming juga ngerjain tugas bareng, atau nonton konser musik di SMA tetangga. Gak terlalu ngabisin duit orang-tua pokoknya.

Namun bukan berarti pergaulan masa SMA saya damai dan aman-aman saja. Beberapa kabar miring terdengar sampai ke kuping saya. Mulai dari si A yang katanya sudah tak perawan sejak bangku SMP, atau si B dan si C, dua sejoli yang kabarnya sudah pernah berhubungan badan. Puncaknya ketika saya kelas 3, saya mendengar gosip si D yang hamil oleh si E, yang sudah dipacarinya sejak lama. Ketika berita ini masih sedikit sekali yang tau, si D masih masuk sekolah meski saya juga yakin kalau ada perubahan-perubahan bentuk tubuh yang saya lihat. Ketika beritanya menyebar luas, saat itu sudah selesai Kegiatan Belajar Mengajar, UN dan Ujian Praktik juga sudah selesai dilaksanakan, sehingga si D tidak pernah lagi ke sekolah dan si E yang merupakan adik kelas si D juga memutuskan untuk pindah sekolah. Sudah semakin parah saja bukan ?

Dahulu pergaulan bebas masih dilakukan sembunyi-sembunyi. Teman-teman saya yang bandel tahu diri. Dulu mereka tidak ingin menjerumuskan teman-teman saya yang lebih alim untuk terbawa arus jelek bersama mereka. Mereka menghentikan pembicaraan atau mengalihkannya ketika teman saya yg alim dan polos kebetulan kepo-kepo nimbrung ngobrol.

Sungguh, saya yang melihat perubahan ini merasa sangat malu sekali. Tapi inilah kita, umat akhir zaman yang saat ini mengalir bersama arus kehidupan yang semakin deras. Kita harus bijak memilih apakah akan dengan suka rela terbawa arus ? Atau memilih melawan arus ? Ataukah kita akan menolong mereka yang tenggelam lalu bersama berenang ke tepi ? Atau pergi ke tepi sendiri untuk kemudian menolong yang terjangkau ?

Kita yang memutuskan !

NB : mohon maaf jika ada yg tersinggung atas postingan ini, maksut saya hanya ingin berbagi pengalaman saja.