Selasa, 24 Januari 2017

KF Challenge Day 7 : I must Strong!



Hey kamu.

Sekarang kamu udah jadi tulang punggung.

KAMU HARUS KUAT!

KF Challenge Day 6 : Satyaku Kudharmakan Dharmaku Kubaktikan



Saya anak Pramuka, Mau apa kau !

Dahulu waktu saya masih SMA, siswa yang ikut ekskul pramuka seolah dianggap kurang kerjaan. Ngapain juga ikut pramuka? Gek keren, gak asik, capek tiap hari pulang sore terus ngurus acara. Pramuka juga gak jelas kegiatannya, paskibra bukan, PA (Pecinta Alam) bukan, PMR (Palang Merah Remaja) bukan juga. Kira-kira begitulah yang mereka katakan dahulu.

Mereka tidak 100% salah kok. Anak-anak yang ikut pramuka di era saya Tidak Ada yang Keren. Saya ulangi : Tidak Ada yang Keren. Alasannya ya karena memang tidak ada yang ganteng ataupun cantik di sana. Yang ada anak-anak yang penuh komitmen, penuh semangat, penuh motivasi, dan rasa kekeluargaan yang tinggi sehingga mampu membuat saya ikut semangat dan sangat betah berada di dalamnya.

Gak Asik. Iya emang gak asik kalo pramukanya sendiri. Kalo bareng sama temen pasti asik banget kok. Baris bareng, makan koretan bareng, dibentak senior bareng waktu evaluasi, jalan-jalan bareng, dan sebagainya. Intinya, Pramuka itu asik banget dan banyak pengalamannya.

Capek. Iya memang ikut pramuka harus capek. Musti baris, push up, latihan, ngurusi kegiatan, dsb. Tapi itu tidak mengganggu saya sama sekali, Kenapa? Karena capeknya bareng, susahnya bareng, ntar pas seneng juga bareng. Keadaan itulah yang perlahan namun pasti membuat kita semakin dekat dan akhirnya saling terhubung dalam sebuah ikatan yang bernama keluarga.

Pramuka emang gak jelas kegiatannya. Tapi justru ketidak jelasan itulah yang membuat pramuka multiskill. Disuruh baris, bisa. Disuruh bangun tenda, bisa. Disuruh P3K, bisa juga. Hal inilah yang nantinya membuat Pramuka menjadi semakin menarik. Yaitu karena keanekaragaman ilmu yang dimiliki.

Dari sekian penjabaran di atas, jelas saja bahwa saya ikut Pramuka, karena memang pramuka itu sangat banyak manfaatnya. Saya tidak menyesal sama sekali ikut pramuka, malah saya ingin merasakan kembali hangat kekeluargaan yang dulu sempat kami semua rasakan saat SMA. Hmmmh ... High School Memories.

Sekian.

Kudus, Senin 23 Januari 2017

KF Challenge Day 5 (Writen in day 6) : I’m Not That Interested in Movies

Saya sangat jarang nonton film saat ini. Tapi bukan berarti saya tidak suka nonton film lho. Saya punya cukup banyak koleksi film yang sebagian besar belum bisa saya tonton dengan alasan : sibuk :v Hahaha ... Tapi tak perlu khawatir, saya sudah menyiapkan jawaban untuk tantangan ke 6 kok, Pastinya No Spoiler, karena sebagian besar bukan karena movienya, tapi nontonnya sama siapa, hehehe. Please Enjoy.

1.      Spiderman 2 (2004)
Yup. Spiderman jaman kawak ini adalah film pertama yang saya tonton di bioskop. Dengan motiv hadiah ulang tahun saya yang ke 12. Kami berempat sekeluarga untuk pertama kalinya pergi menonton bioskop tanpa mengenal rating terlebih dahulu (bodo amat). Saya masih ingat jelas betapa kerasnya speaker bioskop ketika film diputar, bahkan lebih keras dari speaker solo organ saat di kampung ada kondangan. Saya masih ingat juga bagaimana ibu menutup mata saya ketika ada adegan ciuman (lucu sekali jika diingat). Malam itu, setelah nonton film, kami makan fast food favorit saya, masih di mall yang sama.

2.      The Shawshank Redemption (1994)
Termasuk kategori film lawas juga. Saya menonton film ini bersama teman magang kuliah di kos di Jakarta dahulu. Menurut pendapat saya, film ini sangat memotivasi dan mengajarkan kita banyak sekali hal-hal positif. Salah satunya adalah untuk terus membawa pengaruh positif dimanapun kita berada. Untuk menerima kenyataan, namun tidak terpuruk didalamnya. Untuk terus berusaha meski telur sudah diujung tanduk. Dan yang terpenting, untuk terus percaya bahwa Tuhan menjawab harapan dari hamba-Nya yang tak bersalah.

3.      Angry Bird The Movie (2016)
Film yang saya tonton di bioskop baru-baru ini bersama adek-adek setelah saya pulang dari merantau dahulu kala. Hanya film anak-anak biasa kalau menurut saya. Tidak ada yang istimewa. Yang istimewa adalah karena saya yang nraktir mereka nonton pakai duit saya sendiri, hehehe. Ada kebanggan sedikit sebagai seorang kakak yang sudah bekerja kalau udah bisa nraktir adiknya.

Yap, That’s my answer. Mungkin agak mengecewakan, karena saya lebih membahas momen daripada film itu sendiri. Tapi memang begitulah, menurut saya, menonton film lebih dari sekedar duduk di bioskop atau menekan tombol play. Menonton film menurut saya adalah sebuah pengalaman.

Kudus, Senin, 23 Januari 2017