Kamis, 18 Juni 2015

Untukmu, Ratu Hujan dari Kos-Kosan Belakang Gubernuran

Aku sudah lupa kapan kita pertama kali berjumpa,
kapan kita berani bertukar cinta,
kapan kita mendosa bersama,
kapan kita merah melempar amarah,
kapan kamu meminta untuk berpisah,
dan kapan kita berdamai dalam gelisah.

Yang pasti,

Selalu ada sekilas kenangan ketika menyusuri jalanan kampung di suatu daerah belakang kawasan kantor Gubernur Jawa Tengah (Gubernuran). Sejenak mengingatkan bahwa dulu aku pernah punya mimpi manis untuk menjadi tua bersama seorang wanita yang waktu itu kucintai segenap hati.

Selalu ada alasan untuk sejenak mengingat setiap rintik yang kita habiskan berdua dibawah pos ronda yang kini rata. Sejenak nostalgia sambil menarik hipotesa bahwa benar adanya setiap rintik hujan yang jatuh, membawa sepenggal cerita berharga bagi para penikmatnya.

Mungkin setelah hujan jatuh malam itu, ia sengaja menguap ke angkasa. Mencariku dengan seksama dibalik cumulus bersama angin muson barat daya. Untuk jatuh serintik demi serintik, membawa kenangan masa lalu kita dibawah pos ronda yang kini rata.

Empat tahun sejak cerita kita dibawah pos ronda yang kini rata. Empat tahun sejak kunyatakan cintaku padamu. kenangan ini tak henti datang menghampiri. Suka tidak suka, Mau tidak mau, Ikhlas tidak ikhlas. Aku senang, setidaknya ada setitik kenangan yang bisa kuingat darimu.

Terimakasih, karena kamu wanita pertama yang telah mengajariku hubungan timbal balik antara pria dan wanita. Mengajari bagaimana bertingkah laku di depan wanita agar aku menjadi pria. Mengajari cinta. Mengajari bagaimana cara terbaik dan tercepat untuk move on, meski tak tega bagiku untuk mempraktikkannya kepada wanita lain. Tapi, setidaknya, saat ini aku mengerti dengan sejelas-jelasnya bahwa ketika aku memandang fotomu, aku sudah tak mengiginkanmu lagi :)

Selamat ulang tahun ke 21 duhai Ratu Hujan TerBawel
18 Juni 2015 ... Ada doa kupanjatkan untukmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar