Selasa, 24 Januari 2017

KF Challenge Day 4 (Writen in day 6) : You (and Your Glasses) are not Special That Day



Hey, It’s me again! And I’m late to post again! Hahaha :v (Resiko Orang Sibuk). Maaf ya buat keterlambatannya. Bukannya saya gak niat, tapi memang saya mengharuskan diri untuk memanfaatkan waktu istirahat yang saya miliki semaksimal mungkin.

Silahkan menikmati tantangan ke 4, dan barangkali pertanyaan termudah yang bisa saya jawab.

Setiap manusia tentu memiliki kelemahan. Kelemahan saya mengenai wanita adalah ketika mereka mengenakan kacamata. Umh ... Takkan pernah bosan mata ini memandang wanita berkacamata. Mereka seolah memiliki aura unik saat mengenakan kacamata. Sebuah aura misterius yang meningkatkan derajat elegansi mereka di mata saya. Sebenarnya wanita berkacamata itu tidak bertambah cantik. Namun bagaimana bisa sepasang lensa berbingkai baja membuat wanita terlihat lebih berkharisma?

Tapi tidak denganmu. Malam itu, pertama kali kita bertemu, aku melihatmu biasa saja. Malam itu, malam dimana kita duduk semeja dalam sebuah forum pengakraban antara para maba dan seniornya. Aku melihatmu, yang saat itu berkacamata, tak ubahnya seperti wanita lainnya. Biasa. Dan karena kamu yang terlanjur kuanggap biasa, aku malah menjadi lebih nyaman saat bicara denganmu. (Seingatku) Cukup dekat kita bicara, meski hanya basi-basa semata.

Selesai acara, sebagian kawan mempertanyakan identitas dirimu, yang cukup lama ngobrol seru denganku (dan beberapa mahasiswa senior lain). Mereka iri tentang betapa beruntungnya aku bisa semeja denganmu. Saat itu aku mulai mempertanyakan, apakah kamu memang seistimewa itu dimata temanku?

Tak butuh waktu lama untuk memastikan. Kau mendapatkan nomor HPku dari temanku (thanks bro) dan kau mengajakku bertemu untuk membahas tugas layaknya mahasiswa baru. Akhirnya kita sepakat bertemu di dekat rumah pamanmu. Di sebuah warung sederhana di sebuah tempat yang tak perlu kusebutkan namanya. Kau pun datang. Ada yang berbeda.

Kesan biasa yang kurasa berubah menjadi istimewa. Aku tak tau pasti mengapa. Apakah karena langit senja menerpa wajahmu yang merona. Atau karena senyum lebarmu ketika kau melepas tawa. Atau sekedar kehadiranmu yang melipur lara setelah gagal ulangan elektronika. Saat itu, aku membuktikan sendiri bahwa kamu melebihi ekspektasi teman-temanku. Untuk selanjutnya, pertemuan kita kusebut nirwana. Dan setiap malam aku berdoa untuk setiap pertanyaan yang terngiang dalam waktu belajarmu.

Meski kita tak lagi berkomunikasi. Namun biarlah kenangan (yang kuanggap manis) ini kusimpan dalam hati.

Cinta memang tak harus datang pada pandangan pertama. Cinta berhak datang kapanpun ia mau datang. Meski seringkali ia tak mau beranjak pergi, meski ruang untuknya tak lagi diisi oleh pemiliknya.

Now Play : Clodplay - Yellow 

Kudus, Senin, 23 Januari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar